Kami tidak main-main
Kami siap ledakkan diri
Ternyata tidak hanya Kantor Kecamatan Buleleng yang menerima surat kaleng berisi ancaman bom itu.
Seorang warga Desa Kalibukbuk di daerah wisata Lovina juga menerima surat serupa di hari yang sama.
Bentuk dan isi surat persis seperti yang diterima sopir Camat Buleleng.
"Saya mendapatkan laporan dan Kepala Desa Kalibukbuk bahwa di kawasan itu juga ditemukan surat berisi selebaran yang isinya sama dengan apa yang diterima sopir saya," kata Camat Buleleng, Dewa Made Ardika, di Singaraja, Senin (18/1/2016).
Kendati menyebut surat yang diterimanya janggal, Wismarta sama sekali tidak terteror oleh isi surat itu.
Tatkala ditemui wartawan kemarin, Wismarta malah menunjukkan surat kaleng itu sembari senyum.
"Perasaan saya sih biasa saja meski surat ini berisi ancaman teror. Di Lovina, Pak Camat sempat memberitahukan surat itu ke Wakapolsek Kota Singaraja dan Komandan Koramil Singaraja dalam rapat Forkomdeslu," tutur Wismarta.
Wismarta lantas menuturkan kronologis datangnya surat itu.
Pagi itu, sekitar pukul 08.30 Wita, ia sedang menyiapkan mobil dinas camat yang akan dipakai untuk pergi rapat Forkomdeslu (Forum Komunikasi Kepala Desa dan Lurah) Buleleng di Lovina.
Saat itu, Wismarta melihat seseorang mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 hitam silver berpelat “AG” sedang mondar-mandir di luar pagar halaman depan kantor kecamatan.
Tanpa merasa curiga, Wismarta mendekati dan bertanya kepada pria itu.
"Katanya, dia sedang cari Kantor Kecamatan Buleleng. Karena itu, dia lantas saya minta masuk kantor. Tetapi, dia tidak mau, dan hanya bilang mau menitipkan surat kepada saya untuk diberikan ke Pak Camat. Akhirnya saya terima. Saat surat dalam tas kresek itu saya ambil, karena saya ingin tahu itu kiriman dari mana, tiba-tiba pria itu pergi, langsung menghidupkan motornya dan jalan ke arah selatan. Karena saya tak menaruh curiga, ya saya biarkan saja," tutur Wismarta.
Ia kemudian menyerahkan surat ke resepsionis kantor, yakni Kiki Yudhiartama, untuk meneruskan surat itu ke Camat Buleleng yang saat itu berada di ruangannya.
Namun, sebelum diberikan ke camat, Kiki membuka surat itu dan sempat membacanya.
Setelah itu surat langsung diserahkan ke Camat Buleleng, Dewa Made Ardika.
"Pak Camat membacanya sebentar, setelah itu langsung keluar ruangan untuk pergi ke Lovina menghadiri rapat," kata Kiki.