Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Banjir yang belum juga surut di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dimanfaatkan sebagian warga untuk menangkul atau menangguk ikan.
Aktifitas yang sudah dijalani sejak tiga hari ini mendatangkan keuntungan tersendiri bagi warga.
Seperti yang disampaikan Yus kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (20/1/2016).
Dalam satu hari bisa memperoleh berbagai jenis ikan yang dimasukkan ke dalam tiga jerigen ukuran sedang .
"Kemarin dapat ikan motan, sepat, semilang, " ujarnya.
Yus yang ditemui tengah menangkul dengan saudaranya yang bernama Samin, menyebutkan aktifitas menangkul biasanya dilakukan di sungai.
"Tapi melihat air yang sudah tinggi dan sudah sampai di sisi jalan aspal kami menangkul. Lumayan juga ikan yang didapatkan, " terangnya.
Menurutnya ikan-ikan tersebut nantinya akan keringkan dan diasinkan.
Jika dijual harganya bisa mencapai Rp 30 ribu perkilogram nya.
"Kalau banyak dan ada yang beli yang dapat uang yang lumayan. Tapi kalau tidak ada yang beli ya, biasanya untuk dikonsumsi anak-anak saja, " terangnya.
Tidak hanya Yus dan Samin, beberapa warga lainnya tampak asik dengan alat serupa jala kecil yang dibentuk dengan bambu sebagai alat atau wadah menangkap ikan.
Tangkul ditenggelamkan dan selang satu menit kemudian diangkat.
Ikan-ikan kecil seperti motan, sepat pun tampak menggelapar-gelepar.
Dengan menggunakan gayung, wadah jala dipukul-pukul agar ikat lepas dari jaring dan masuk kedalam gayung.
Kondisi banjir di Desa Buluh Cina masih tinggi.
Air saat ini air sudah mencapai ketinggian dua meter merendam rumah warga.
Kepala Desa Buluh Cina, M Tarlis menyebutkan setidaknya ada 400 rumah yang kini sudah terendam air.
"Aktifitas lumpuh. Akse jalan sudah terputus. Jadi warga lebih banyak berdiam di rumah, " terangnya. (*)