TRIBUNNEWS.COM, KALTENG - Sabtu (22/1/2016), pagi tadi sekitar pukul 11.00 WIB sekelompok preman memukuli dan mengejar-ngejar seorang kader PDI Perjuangan di Kecamatan Tanjung Lingga, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Anggota Badan Pengelola Saksi Partai tingkat Nasional (BSPN) bernama Panji, dihadang sekelompok preman ketika sedang menyiapkan pertemuan warga dengan Idham Samawi, anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Bantul, Jogyakarta. Idham diketahui berencana melakukan tatap muka dengan warga transmigrasi yang ada disana.
Sementara Panji adalah petugas BSPN yang sedang melakukan persiapan saksi untuk pilgub yang akan digelar 27 Januari yang akan datang.
Memurut keterangan, kejadian bermula dari dihentikannya sebuah kendaraan di kawasan Tanjung Lingga. Panji mengira kendaraan tersebut untuk keperluan acara Idham Samawi. Ternyata kendaraan tersebut membawa logistik berupa baju batik dan lainnya milik tim pendukung pasangan calon lain yang akan disebar di desa tersebut.
Sebuah mobil lain yang mengikuti kendaraan tersebut langsung mendatangi dan memukili Panji sambil meneriakkan kata-kata kasar dan ancaman. Panji dan teman-temannya lalu berusaha menyelamatkan diri dan ketika berhasil masuk ke dalam mobil, sekumpukan preman itu lalu memukuli mobil hingga penyok.
Merasa nyawanya terancam, Panji dan teman-temannya lalu berusaha menyelamatkan diri. Sekelompok preman tersebut terus mengejar. Informasi yang diterima mengatakan bahwa rombongan kader PDIP itu sedang menuju Polres untuk melakukan laporan.
Deddy Sitorus, Kordinator Gugus Tugas Pemenangan yang diterjunkan DPP PDI Perjuangan menyesalkan insiden tersebut.
Menurutnya, kejadian tersebut menunjukkan watak kekerasan yang berlebihan serta bertentangan dengan spirit masyarakat Kalimantan Tengah yang cinta damai.
"Kami berharap agar aparat keamanan segera mengatasi dan mengantisipasi kemungkinan eskalasi konflik serupa di tempat lain," katanya.
Deddy juga menganjurkan agar kasus itu segera diproses sesuai hukum yang berlaku, dan berharap agar kejadian serupa tidak berulang.
"Tindakan yang mengancam nyawa orang lain itu adalah kasus pidana yang harus diproses. Diharapkan agar semua pihak mengedepankan akal sehat dan nurani agar pilgub dapat berjalan dengan bermartabat," ujarnya
Deddy menyerukan kepada struktural partai serta pendukung pasangan nomor 2 agar mampu menahan diri dan tidak melalukan balasan.
"Kalteng mempunyai sejarah konflik dan kekerasan, oleh karena itu sebaiknya dihindari," tukasnya.
Deddy percaya aparat di lapangan mampu menyelesaikan masalah ini dengan baik.