Laporan Wartawan Tribun Timur Awaluddin Marwan
TRIBUNNEWS.COM, SOPPENG - Rumah adat Tiang 100 (bola siratuE) di Kampung Laringgi, Desa Manorang, Batu-Batu, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulsel, Sabtu (23/1/2016) hangus terbakar.
Rumah berkonstruksi kayu besi (aju seppu) dan jati ini terbakar sekitar pukul 22.43 Wita.
Belum ada laporan, tentang korban jiwa.
Hingga pukul 23.45 wita, dua unit pemadam kebakaran dari ibu kota kabupaten, (21 km) masih mencoba memadankan api.
Upaya pemadaman juga dilakukan warga Batu-batu, salah satu kampung tua di perbatasan Soppeng-Sidrap, sekitar 278 km sebelah timur kota Makassar.
Sudirman, warga setempat mengkonfirmasikan, ratusan warga hanya menyaksukan api membakar rumah adat yang dibangun 23 tahun lalu itu.
Rumah adat perpaduan Bugis Soppeng dan Minangkabau, Sumatera Barat ini, adalah milik pengusaha ternama asal Batu-batu, Soppeng, Prof Dr Andi Mustari Pide.
Rumah itu berdiri di atas lahan seluas 2,1 Ha. Lokasinya di pinggir jalan poros Sidrap, Soppeng.
Mustari Pide kini bermukim di Padang, Sumatera Barat.
Mustari juga adalah pendiri sekaligus rektor universitas swasta tertua dan ternama di Padang, Universitas Eka Sakti (Unes) Padang.
Di Minang, Ketua BPW Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, KKSS itu dijuluki Datok Rajo Nan Sati.
Istrinya, Hj Sitti Runiang adalah keturunan Minang sehingga ini mengkonfirmasikan, kenapa dia membangun rumah berarsitektur paduan Bugis-Minang.
Rumah adat Sao Mario dibangun pada tahun 1993 oleh seorang Arsitek bernama Ir Drs Bakhriani A rauf Manna.
Rumah adat Sao Mario di Kelurahan Manorang, Kecamatan Marioriawa adalah rumah perpaduan dari tradisi Buginese (Batu-Batu Soppeng) dan Minangsih (Minangkabau).
Disekitarnya ada miniatur rumah adat Bugis, Mandar, dan Toraja. Hampir semua rumah, terutama yang berarsitektur Bugis, bertiang 100.
Karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya dengan bola seratuE.