Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Bukan perkara mudah merelokasi monyet ekor panjang yang berkeliaran di area Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Berkeliarannya monyet ekor panjang di area RSJ Sambang Lihum disinyalir karena habitat mereka berkurang oleh pembangunan, seperti disampaikan Kepala Seksi II BKSDA Kalsel, Ridwan.
Ia berujar, BKSDA Kalsel semakin sulit mencari lokasi baru untuk monyet ekor panjang, sementara Pulau Kembang, Pulau Kuala Lupak, Pulau Kaget dan Pulau Bakut populasinya sudah melampaui batas.
"Khusus monyet, biasanya diarahkan ke Pulau Kembang. Tapi di sana sudah mulai overpopulasi, penuh. Sedangkan pulau lainnya itu khusus untuk habitat bekantan," jelas Ridwan pada Selasa (26/1/2016) siang.
BKSDA Kalsel berharap pemerintah daerah segera menyiapkan hutan atau lokasi baru untuk merelokasi satwa yang terlibat konflik dengan manusia, seperti kasus yang terjadi di RSJ Sambang Lihum.
"Harus ada kawasan hutan baru untuk tempat relokasi satwa yang terlibat konflik. Tidak bisa dipungkiri, makin sering adanya konflik satwa dengan manusia seiring pesatnya pembangunan," beber dia.
Diduga lantaran kekurangan makanan, ratusan monyet ekor panjang menyerbu RSJ Sambang Lihum di Jalan Lingkar Utara Gambut, Kabupaten Banjar, beberapa bulan belakangan.
Monyet-monyet itu kerap datang ke RSJ Sambang Lihum pada saat pagi dan sore, biasanya mereka mendatangi kantin. Parahnya, monyet-monyet ini kerap merusak fasilitas rumah sakit.
Direktur RSJ Sambang Lihum, Dharma Putra, tampak frustasi oleh kehadiran monyet-monyet yang berasal dari hutan Galam belakangan ini, karena merusak sejumlah fasilitas rumah sakit.