TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dimulai dari pertengahan tahun 2015, SDN Jatirawa 02 yang berada di Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal mulai membenahi sekolahnya.
Salah satunya, SDN Jatirawa 02 mulai memisahkan tempat sampah mereka yaitu tempat sampah organik dan non organik yang disebar di sudut-sudut sekolah.
Namun, tempat sampah tersebut belum dikelola dengan maksimal, akibatnya banyak sampah plastik yang tercampur ke dalam tempat sampah organik.
Anak murid SDN 02 masih membuang sampah tanpa memperhatikan labelnya.
"Kalau dipilah-pilah kan susah buangnya." ujar Firman, siswa kelas 4 SDN Jatirawa 2.
"Yang penting kan udah buang di tempatnya" tambahnya.
Kenyataannya, sekolah masih harus memilah kembali sampah-sampah yang ada sesuai jenisnya.
Pengadaan sarana tanpa sosialisasi yang menyeluruh tidak akan memberikan perubahan.
Menyadari hal tersebut, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) memberikan pelatihan yang menyasar pada seluruh warga sekolah.
Pelatihan tersebut diadakan di SDN Jatirawa 02 dan diikuti oleh 9 sekolah lainnya di Kecamatan Tarub dan Pangkah, Kabupaten Tegal pada tanggal 28 Januari 2016.
Pelatihan yang diberikan merupakan metode penataan dan pengelolaan yang berasal dari Jepang, yaitu metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
Pelatihan yang ditujukan bagi karyawan sekolah ini, diharapkan dapat membantu memberikan, bagaimana cara yang tepat untuk mengelola sarana dan sumber daya manusia di sekolah, didukung juga dengan simulasi dan praktik untuk mensosialisasikan suatu perubahan.
Semua hal tersebut harus berjalan bersamaan, karena tanpa sarana dan SDM yang memadai sekolah tidak dapat terkelola dengan baik, begitu juga sebaliknya.
"Melalui Pelatihan 5S, kami mendorong agar sekolah melakukan perubahan metode penataan dan pengelolaan sekolah, bukan hanya peningkatan sarana dan prasarana semata," ujar R Artsanti Alif, Head of Public Relations PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA).