Laporan reporter Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Besarnya potensi bencana tanah longsor yang ada Kecamatan Prambanan, terutama di wilayah perbukitan, menjadi perhatian khusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.
Instansi pemerintahan yang membawahi urusan kebencanaan itu pun menyusun rencana kontijensi untuk penanggulangan bencana tersebut.
Berdasarkan kajian BPBD Sleman, lapisan tanah di wilayah perbukitan Prambanan dinilai riskan terjadi longsor saat intensitas hujan tinggi.
Hal tersebut lantaran lapisan tanah yang terdiri dari tanah dan batu mudah merekah saat musim kemarau.
Kasi Mitigasi Bencana, Joko Lelono mengatakan rekahan yang muncul itu memudahkan air masuk dalam rekahan dengan volume yang besar saat musik hujan.
Kondisi ini membuat ikatan lapisan tanah melemah dan berimbas pada longsor.
“Tanah tidak lagi kuat menahan beban di atasnya karena kekuatan ikatannya terkikis karena rekahan yang terjadi saat musim kemarau,” paparnya, Jumat (5/2/2016).
Menurutnya atas kondisi ini, BPBD Sleman melakukan pengurangan risiko terjadinya tanah longsor dengan memperkuat lapisan tanah.
Hal tersebut dilakukan dengan cara membangun talut penahan pada tebing yang berpotensi longsor.
“Talut dibangun pada kaki tebing, sehingga saat terjadi gerakan tanah dapat menjadi lebih stabil,” ungkapnya.
Ia menjelaskan talut dibangun dengan susunan batu kali yang direkatkan. Pembangunan talut sendiri dilakukan secara bersaf dan disesuaikan dengan tinggi serta kemiringan tebing.
“Sehingga penahannya lebih kuat karena disusun berjenjang. Selain itu, kemiringan tebing dapat dikurangi sehingga meminimalisasi potensi longsor,” katanya. (tribunjogja.com)