Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tahun baru Imlek membawa harapan baru bagi masyarakat Tionghoa di kampung Pecinan, Semarang, Jawa Tengah.
Bagi tokoh Tionghoa kampung Pecinan, Markus Djuli Purwanto, tahun monyet api membawa optimisme bagi dirinya untuk bangkit dari kelesuan ekonomi.
"Tahun kemarin banyak perusahaan besar tutup, usaha mikro banyak gulung tikar. Harapannya, tahun baru ini ekonomi dapat kembali pulih," kata Markus kepada Tribun Jateng, Jumat (5/2/2016).
Efek perlambatan ekonomi pada tahun sebelumnya menyebabkan roda perekonomian lesu turut dirasakan warga Tionghoa di kampung Pecinan yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang.
Bagi Markus, pengusaha kecap manis ini, tahun monyet memiliki makna tersendiri bagi warga Tionghoa untuk memacu semangat guna mendongkrak roda perekonomian.
Kera diyakini memiliki sifat yang mendukung dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia. Binatang ini cekatan, gesit, kreatif, dan punya daya inisiatif tinggi. Sifat ini, menurut Markus, sangat dibutuhkan bagi orang yang memiliki keinginan untuk maju.
"Tapi jangan diambil sisi negatifnya. Karena monyet punya sifat negatif, yakni licik. Diambil sisi positifnya saja," sambung dia.