TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Isak tangis mengiringi kepergian Aljunaidi Takalao (14) saat jenazah dibawa ke tempat pemulasaran jenazah RSUP Kandou.
Pantauan Tribun Manado (Tribunnews.com Network), sanak saudara korban tak henti-hentinya menangis.
"Oh Tuhan kenapa kasian jadi seperti ini," isak tangis seorang wanita saat menatap tubuh korban terbujur kaku tak bernyawa.
Begitu juga Ruddy Takalao, sang ayah. Ruddy sangat kehilangan sosok anak lelakinya. Sesekali ia memegang sembari mengelus kepala anaknya.
"Dia (korban) terakhir keluar rumah Minggu 7 Februari sekitar pukul 23.00 Wita. Kami sudah keliling mencari tapi tidak ketemu. Ini malah sudah ketemu tapi sudah meninggal," katanya sedih.
"Saya dapat informasi dari Arter bahwa anak saya ditemukan di pantai sudah meninggal dunia," kata Ruddy sedih.
Korban ditemukan Selasa (9/2/2016) sekitar pukul 02.30 Wita oleh Josua Kasehung bersama 4 rekannya saat sedang menjala ikan dengan perahu.
Saat menarik jala ikan, tubuh korban ikut tertarik. Para nelayan ini mengira kepala korban adalah helm. Kemudian mereka memberitahukan kepada warga dan melaporkan ke pihak kepolisian.
Sementara dari pihak kepolisian berupaya mengungkap tewasnya remaja ini.
"Korban saat ini sudah berada di RS Prof Kandou Malalayang untuk diautopsi. Dari hasil autopsi tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban dan diduga korban tenggelam pada saat mencari ikan," jelas Kapolresta Manado, Kombes Pol Rio Permana Mandagi melalui Kasat Reskrim AKP Saiful. (Fer)