Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Abu Wardah alias Santoso tak lebih sebagai 'anak bebek'. Sebutan itu disematkan kepadanya karena Santoso adalah pengikut sekaligus perusuh kecil.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Brigjen Hamidin, menjelaskan pihaknya sudah menangkap beberapa petinggi Santoso.
"Pada saat itu Santoso cuma bertugas sebagai perusuh. Dia inilah yang sering melempari polisi," kata Hamidin dalam diskusi soal terorisme di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan, Rabu (10/2/2016) siang.
Meski Santoso anak bebek yang kerap mengikuti perintah pemimpinnya, namun teroris asal Indonesia mulai ditakuti dan disegani. Apalagi, sudah banyak petugas kepolisian yang tewas akibat ulahnya.
"Kita sama-sama tahu, di Indonesia ini kerap terjadi aksi pemboman. Bahkan, pada zaman presiden Soekarno, beliau juga nyaris menjadi korban teroris," ungkap Hamidin.
Pada 1962, kata Hamidin, Soekarno nyaris menjadi korban percobaan pembunuhan H Bachrum. Pada saat itu, Soekarno tengah berada di Makassar untuk salat Idul Adha.
Ketika berada di saf terdepan, Soekarno yang hendak melaksanakan salat tiba-tiba saja ditodong pistol oleh Bachrum. Namun, pistol itu meleset dan mengenai KH Zainul Arifin.
"Jadi, aksi teror ini bukan hal baru. Begitupun, kita semua harus tetap waspada," kata dia.