Laporan Wartawan Tribun Medan, Tommy Simatupang
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gara-gara tak memiliki kartu keluarga, seorang penarik becak tak bisa mencairkan bantuan siswa miskin untuk putrinya, Elsis Miranda Taferi Gulo.
Putri pasangan B.E Gulo dan R. Zalukhu ini masih duduk di sekolah dasar dan baru saja menerima bantuan siswa miskin Program Indonesia Pinta Sekolah Dasar (PIP-SD) dari pemerintah. Kepala Sekolah Rosmery Huauruk telah meneken nama Elsis sebagia siswa yang penerima PIP-SD.
Ayah Elsis berprofesi sebagai penarik becak. Meski sudah enam tahun tinggal di Medan, Sumatera Utara, Gulo tak memiliki kartu keluarga dan KTP sehingga susah mencairkan bantuan untuk pendidikan Elsis.
Lantaran tak punya Kartu Keluarga (KK), Elsis Miranda Taferi Gulo putri dari pasangan suami-istri B.E Gulo (36) dan R. Zalukhu (38) tidak bisa mencairkan Bantuan Siwa Miskin Program Indonesia Pintar Sekolah Dasar (PIP-SD) dari pemerintah. Surat keterangan menjadi peserta penerima PIP-SD telah diteken oleh Rosmery Hutauruk Kepala Sekolah.
"Kami baru pindah dari Nias. Dari sana kami belum punya KK. Untuk mengurus ke sana harus ada surat dari kelurahan di Nias lagi," ujar Gulo saat ditemui Tribun Medan di Jalan Elang Ujung, Kota Medan, Sabtu (27/2/2016).
Ketua Ikatan Pemulung Sejahtera se-Kota Medan, Uba Pasaribu, menyesalkan banyaknya warga miskin yang tidak bisa mengurus kartu keluaga karena faktor ekonomi dan ketidakpahaman.
"Untuk mengurus surat-surat gratis. Cuma kawan-kawan kita harus mengurus surat keterangan dari kelurahan. Nah, mereka tidak punya biaya lagi pulangke kampung halaman," katanya.
Pada prinsipnya Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Medan tidak mempersulit pengurusan KK dan KTP bagi warga miskin.
"Kami siap membantu. Silakan warga miskin mengurus surat keterangan dari daerah asal. Bawa ke saya. Nanti saya bantu pembuatan KK dan KTP." kata Syaiful Chalid Siregar, Kabid Kependudukan Kota Medan.