Laporan wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli
TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - Kapolres Melawi, AKBP Cornelis menampik anggapan bahwa anak buahnya, Brigadir Petrus Bakus, tersangka mutilasi kedua anaknya mengalami stres karena beban kerjaan yang terlalu berat.
"Saya pikir yang bersangkutan kerja Intelkam, beban kerjanya tidak begitu berat. Karena memang di wilayah Polres Melawi ini cukup landai-landai saja," tutur Kapolres.
Cornelis memastikan track record Brigadir Petrus yang bertugas di Sat Intelkam sejak lulus dan naik pangkat pada Januari 2016 lalu merupakan sosok polisi yang baik.
"Dia baik rajin melaksanakan tugas, berdedikasi tinggi. Jadi tidak ada gejala lain. Semua berjalan baik, loyalitas cukup," ujarnya.
Tersangka kata Kapolres memang tidak dibekali senjata api, bukan karena tidak lulus tes psikologi. Melainkan memang secara klasifikasi tugasnya tidak membutuhkan senpi.
"Jadi pertimbangan bukan karena psikologis. Dia juga tidak mengajukan itu," ungkapnya.
Diberitakan, seorang anggota Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus tega membunuh dan memutilasi dua anaknya sendiri.
Perbuatan keji itu dilakukan pelaku di Asrama Polisi Polres Melawi, Jumat (26/2/2016) sekitar pukul 00.15 dini hari.
Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKBP Arianto mengatakan, setelah membunuh kedua anaknya, Petrus juga berniat membunuh istrinya.
Arianto menjelaskan, pembunuhan tersebut terjadi saat istrinya sedang tidur. Dua bocah, Fabian (4) dan Amora (3) dibunuh, lalu beberapa organnya dipotong.(*)