TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Kapal Motor Penumpang (KMP) Ravelia II yang melayani penyeberangan Ketapang di Banyuwanyi ke Gilimanuk di Bali tenggelam, Jumat (4/3/2016).
Mengangkut penumpang sebanyak 80 orang, kapal tersebut tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 13.00.
Kapal ini bertolak dari pelabuhan Gilimanuk, Bali pukul 12.30 WIB. Sekitar 15 menit bertolak, dikabarkan nahkoda berkomunikasi dengan STT Ketapang indikasi ada kemiringan 10'. Dan pukul 13.09, KMP Ravelia II tenggelam.
"Lokasi tenggelamnya 250 meter dari bibir pantai Banyuwangi," jelas kepala cabang ASDP Ketapang, M Yusuf Hadi, sebagaimana dikutip SURYA.co.id dari Humas Pemkan Banyuwangi.
Data kendaraan sebagaimana dilansir manifest yang dimuat di KMP Revalia II terdiri dari pick up 4 buah, truk sedang 4, truk besar 1 buah, truk tronton 18 buah.
Sementara penumpang, lanjut Yusuf, ada 80 orang. Rinciannya 66 penumpang, 14 anak buah kapal. "Dari jumlah itu, ada empat korban yang belum ditemukan," ujar Yusuf.
Seorang ibu muda bernama Masruroh (25) dengan anaknya, M Ramlan, yang masih berusia 18 bulan. Kapten ABK, Bambang Surya Aji, dan muallim kapal, Puji Purnomo, juga belum ditemukan.
"Kami terus melakukan pencarian. Harapannya mereka semua selamat," ungkap Yusuf.
Tim evakuasi, masih menurut Yusuf, terdiri dari gabungan Polisi Air dan Laut Banyuwangi, TNI AL Banyuwangi, 1 pleton Brimob dari Bondowoso serta Sarnas.
Salah satu penumpang yang berhasil selamat, Jajang asal Bandung menceritakan bahwa 20 menit setelah berangkat penumpang sudah mulai kemiringan kapal.
Di tengah Selat Bali, kapal semakin miring hingga penumpang semua panik.
"Penumpang pada panik dan teriak-teriak. Kami pun sudah siap dengan pelampungnya. Saat kapal akan tenggelam, semua langsung melompat dari kapal," tutur sopir truk yang mengangkut material dari Denpasar ini.
Sekitar 15 menit Jajang mengapung di tengah laut, lalu diselamatkan para nelayan.
"Untung nggak lama di laut, saya takut karena gak bisa berenang. Untung banyak nelayan, mereka sepertinya dah siap-siap menolong kami saat tahu kapal kami akan tenggelam," ujar Jajang.
Jajang yang mengangkut material tujuan Mojokerto ini mengalami luka di tangan dan kaki.
Luka ini akibat menginjak kerang laut yang banyak menempel di dinding lambung kapal.