Tribunnews.com - I GUSTI Putu (48) terlihat terengah-engah saat tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jumat (4/3/2016)
Ditemani anak lelakinya, I Komang Laga (21) ia memegangi kakinya yang terluka akibat terkena permukaan KMP Rafelia 2, yang tenggelam di Selat Bali, Jumat (4/3/2016), sekira pukul 12.50 WIB.
"Cepat sekali kapal itu tenggelam. Awalnya saya merasa kapalnya sudah jalan berapa kilo, saya tidak perhatian sudah sampai mana. Saya duduk sebentar, tiba-tiba anak saya teriak, mamaa... mamaa... kapalnya tenggelam," kata perempuan asal Negara, Bali itu, sambil meminum segelas air putih yang disediakan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Sambil terus menarik nafas dan coba menenangkan diri, ia menambahkan sempat mendengar suara peluit berbunyi keras, dan imbauan petugas KMP agar penumpang mengambil pelampung. "Kaki saya luka, berdarah, masih pedih, saya susah berjalan," ceritanya menahan pedih luka di kaki.
Wanita tersebut mengaku belum dapat menghilangkan rasa takut terhadap kejadian yang dialaminya. Baginya ini merupakan pengalaman pertama dan berharap tidak akan terjadi lagi.
" Aduhh.. nggak tahu, Tuhan masih menolong saya. Saya menangis tadi, saya takut, khawatir pada keselamatan anak saya," kata Putu.
Ketika kapal tenggelam, Putu bergegas menggunakan pelampung berbentuk kotak berwarna orange. Ia menceburkan diri ke laut yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali itu.
"Saya cuma dilempar sebatang kayu oleh penumpang yang lain. Saya tidak tahu siapa dia. Sekuat tenaga saya meraih kayu itu, dan naik ke perahu bulat, perahu evakuasi. Tidak ada yang menolong saya, untung ada kayu itu. Susah payah saya menarik tangan orang, siapapun yang bisa saya tarik, saya tarik," cerita Putu.
Ia menceritakan setelah menaiki perahu itu, dan dibawa menuju ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, ia dan Komang, anaknya segera dibawa ke ambulans Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. "Sekarang saya merasa lega, sudah menapak di daratan. Saya juga mengapresiasi kesigapan aparat dan pemerintah kabupaten Banyuwangi, langsung begitu sampai pelabuhan dari kesehatan ada yang mengobati," imbuhnya.
Kemudian ia menunggu keluarga yang menjemput. Semua barang bawaannya ikut tenggelam bersama KMP Rafelia 2.
"Sepeda motor, tas, pakaian, segala macam kunci, termasuk kunci rumah hilang semua," katanya.
Putu dan anaknya mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yaitu baju ganti, minyak angin, makanan dan minuman. Mereja berdua masuk dalam 71 orang korban selamat, dalam tenggelamnya KMP Rafelia 2.
Sebelum tenggelam, kapal LCT Rafelia 2 miring ketika mendekati jarak sekitar 3 km dari Pelabuhan Ketapang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Bakesbangpol Banyuwangi merilis sejumlah kendaraan yang berada dalam kapal yaitu tronton (18 unit), truk besar (4), truk sedang (4), pick up (4), dan sepeda motor (1).
Dalam kapal terdapat sejumlah siswa SMK pelayaran Kalipuro yang sedang praktik kerja lapangan (PKL). Mereka tercatat sebagai korban selamat. (surya/felicia)