Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Aksi kejahatan dengan modus perekrutan lamaran kerja kian marak terjadi.
Kasus teranyar, penipuan penerimaan calon pegawai yang mengatasnamakan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri), sepertiĀ yang dialami oleh Surya Abadi (23).
Warga Jalan Pancing ini mengaku telah mengalami penipuan jutaan rupiah karena tergiur dengan pengumuman penerimaan calon pekerja di Perum Peruri.
Saat membuat laporan di Polsekta Medan Timur, kasus penipuan ini bermula saat korban menerima pesan singkat di handphonenya.
Saat itu, pesan tersebut berisi perekrutan kerja menjadi pegawai di Perum Peruri medio pertengahan Februari 2016 lalu.
Untuk mendaftarkan diri sebagai calon pegawai, korban diminta mengisi data diri di situs www.recruitmentperumperuri.com.
Korban yang awalnya tak curiga kemudian mengirimkan CV dirinya melalui email ke alamat dimaksud.
"Setelah saya kirim lamaran, dua minggu kemudian saya mendapat sms. Dalam sms itu, saya diterima sebagai pegawai dan harus mengikuti ujian serta mengirimkan sejumlah uang untuk pendaftaran," kata korban, Senin (7/3/2016) siang.
Karena bersungguh-sungguh ingin menjadi pegawai Perum Peruri, korban kemudian mentransferkan uang Rp 3,5 juta ke rekening seseorang yang mengaku HRD perusahaan pada 3 Maret 2016.
Belum puas, HRD itu kembali meminta uang Rp 3 Juta, dengan alasan biaya akomodasi.
"Saya sudah mulai curiga, kok minta uang lagi. Waktu saya telfon, nomornya sudah tidak aktif," ungkap korban.
Setelah kejadian itu, korban kembali mendapat sms pada Jumat (4/3/2016) kemarin, yang isinya korban diminta datang ke Perum Peruri di Jalan Palatehan IV, Kebayoran Baru Blok K-V, Jakarta Selatan paling lambat 6 Maret 2016.
Korban juga diminta mengambil tiket pesawat Garuda di bandara saat keberangkatan.
"Hari Minggu (6/3/2016) saya pamit ke orangtua untuk berangkat ke Jakarta. Namun, pas sampai di Bandara KNIA, tiket pesawat yang hendak saya tumpangi belum dibayar oleh pihak PT Travindo Tour dan Travel dari HRD yang mengaku dari BUMN Perum Peruri itu. Ternyata saya ditipu," katanya.