Sungai yang memiliki lebar 2 meter tersebut hanya berkedalaman tak lebih dari 50 cm bila kondisi normal.
Namun saat kejadian, nenek tersebut tak menyadari ketika dirinya menyeberang, sebenarnya bagian hulu sungai tersebut baru saja diguyur hujan yang sangat lebat, hingga akhirnya arus sungai menjadi kencang dan menghanyutkan tubuhnya.
Beragam hal yang menyebabkan tingginya kecelakaan di air, seperti terpeleset, tak bisa berenang bahkan hingga selfie-pun bisa menjadi penyebabnya.
Baru-baru ini Basarnas Kantor SAR Semarang telah menggelar operasi SAR terhadap para remaja yang hanyut saat selfie atau berfoto diri di sungai Tinjomoyo.
Enam remaja, tiga diantaranya selamat dan tiga lagi tewas saat mereka hanyut kala asyik ber-selfie di tengah sungai Tinjomoyo tersebut.
Sebenarnya saat kejadian, cuaca hanya mendung tipis dan arus sungaipun tidak deras.
Karena situasi yang aman tersebut mereka berenam memutuskan menuju tengah sungai untuk naik ke atas bongkahan batu dan berfoto diatasnya.
Namun saat asyik berfoto mereka tidak menyadari tiba-tiba debit air meningkat sangat cepat karena di bagian selatan hujan turun sangat deras dan menenggelamkan batu yang mereka pijak.
Karena panik dikelilingi arus sungai yang sangat kencang, mereka panik dan akhirnya jatuh hanyut.
Agus Haryono menghimbau kepada masyarakat yang akan melakukan aktivitas di sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Bila cuaca mendung, alangkah baiknya aktivitas di sungai dikurangi. Perhatikan bagian hulu sungai, apabila gelap dan ada tanda-tanda hujan turun, sebaiknya hentikan kegiatan di sungai, daripada nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Agus.
Musibah dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, terlebih dalam musim hujan seperti ini.
"Yang penting tingkatkan kewaspadaan dengan mengenali tanda-tanda dari alam dan patuhi himbauan dari instansi yang berwenang," katanya.