TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Gerhana matahari yang terjadi di Solo, Rabu (9/3/2016) pagi, tidak terlihat total. Bulan hanya menutup permukaan matahari sekitar 85 persen.
"Di Solo, gerhana yang terjadi gerhana parsial. Permukaan matahari yang tertutup hanya 85 persen. Jadi, bentuknya sabit," kata Panitia Pengamatan Gerhana Matahari Masjid Agung Solo, Dicky Mahendra Setiawan, usai gerhana terjadi.
Dari pengamatan teropong, lanjut Dicky, kontak pertama gerhana atau posisi ketika bulan pertama menyentuh bagian matahari terjadi pukul 06.20 WIB.
Adapun kondisi maksimum saat 85 persen bagian matahari tertutup bulan terjadi pukul 07.24 WIB. Gerhana kemudian berakhir saat bulan meninggalkan matahari pada pukul 08.36 WIB.
"Gerhana matahari sebenarnya terjadi tiap tahun, hanya tempatnya berbeda-beda. Di tempat yang sama bisa ratusan tahun. Kalau di Jawa, dulu terakhir terjadi tahun 1983," ungkap dia.
Dicky melanjutkan pengamatan di Masjid Agung dilakukan oleh Solo Astronomi Club bekerjasama dengan Tim Astronomi SMAN 4 dan Takmir Masjid Agung Solo.
Panitia menyediakan empat teropong untuk memantau dan merekam terjadinya gerhana matahari.
"Satu teropong untuk webcam, satu untuk untuk kamera dan dua untuk untuk warga umum," ujar dia.