Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
Tribunnews,com - Lahir pada hari Kamis (10/3) kemarin, cucu Presiden Joko Widodo, Jan Ethes Srinarendra masih dalam perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo pada hari Jumat (11/3) ini. Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan ayah dari Jan Ethes Srinarendra terlihat menunaikan ibadah Salat Jumat di masjid rumah sakit.
Saat dijumpai, Gibran mengatakan kondisi istrinya, Selvi Ananda sudah mulai pulih bahkan bisa berjalan pasca operasi caesar untuk melahirkan anaknya. Namun untuk kepulangannya, Gibran masih menunggu keputusan tim dokter yang memperbolehkan Selfi dan sang bayi untuk dibawa ke rumah.
"Ya pengennya secepatnya (Selvi dan Jan Ethes) bisa pulang. Saat ini Selvi sudah bisa berdiri," ucap Gibran.
Saat ini, keduanya berada dalam perawatan rumah sakit dan ditempatkan di ruang Annisa B lantai 2 kamar sweet room I. Selain kamar yang ditempati oleh Selvi dan anaknya, pihak keluarga menyewa satu ruangan yang berada di sebelah kamar ibu dan bayi yakni ruang sweet room II.
Saat disinggung mengenai nama panggilan untuk putranya, Gibran menyatakan nama panggilannya adalah Jan Ethes. Dirinya menegaskan jika nama panggilan bayinya harus dua kata.
"Ya harus Jan Ethes. Harus dua kata, karena ini memang satu kesatuan. Jadi harus dua kata," sambungnya.
Di sisi lain, nenek Jan Ethes, Iriana Joko Widodo sempat berucap pada wartawan, bahwa bayi mungil dengan berat 3,090 kilogram dan panjang 48,5 cm ini mirip dengan sang kakek Joko Widodo.
"Wajahnya lebih mirip sama kakeknya (Joko Widodo)," ujar Iriana.
Jokowi Curhat
Saat memberikan kuliah umum pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Lustrum ke 8 Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3) Presiden Joko Widodo sempat Curhat dan menceritakan ketika dirinya marah-marah di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia menceritakan saat melakukan kunjungan kerja ke pelabuhan yang dahulu menjadi pelabuhan prasejarah penyebaran agama Hindu, tidak ada hal yang mencurigakan lantaran telah dipersiapkan secara baik untuk menyambut kedatangannya.
Namun, lantaran dia telah menggeluti dunia ekspor impor selama 24 tahun, akhirnya Jokowi menanyakan perihal tentang lamanya bongkar muat di pelabuhan Indonesia khususnya pelabuhan Tanjung Priok.
"Kenapa bisa lama proses bongkar muat di Tanjung Priok. Di Singapura hanya satu hari, Malaysia dua hari, di Indonesia bisa enam sampai tujuh hari. Siapa yang salah? Bea Cukai atau Pelindo atau Dinas lainnya?" ujar Jokowi saat kuliah umum.
Lantaran jawaban yang hanya mutar-mutar, akhirnya seusai acara Jokowi mengumpulkan seluruh pihak yang terlibat dalam bongkar muat.
"Akhirnya semua saya kumpulkan. Saat itu, tidak ada wartawan karena saya kumpulkan pihak yang melakukan bongkar muat di ruang tertutup," sambungnya.
Menurutnya, lantaran proses bongkar muat di pelabuhan yang lama, membuat Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain dan Indonesia bisa mengalami kerugian hingga Rp 704 Triliun per tahun.
"Akhirnya setelah dimarahi kini proses bongkar muat bisa diperpendek menjadi hanya tiga atau empat hari. Yang diperlukan dalam persaingan di MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) saat ini adalah kecepatan," tandasnya.
Prabowo Dihadang Paspampres
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Sidang Senat Terbuka Lustrum ke 8 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ternyata disambut aksi demontrasi oleh sejumlah mahasiswa UNS.
Usai Jokowi meninggalkan auditorium UNS yang menjadi tempat Sidang Senat Terbuka, sekitar lima mahasiswa menantinya untuk berdiskusi dan menyerahkan surat tuntutan. Namun, aksi tersebut dihadang petugas keamanan.
"Kami hanya berencana menyerahkan surat tuntutan tetapi kami dihadang petugas keamanan dan surat kami disobek," ujar Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Dony Prabowo.
Kemudian saat mobil rombongan Jokowi hendak meninggalkan UNS disambut aksi demontrasi ratusan mahasiswa di bulevard kampus.
"Ada tujuh poin yang ingin kami sampaikan ke bapak presiden, mulai dari masalah hukum yakni menuntaskan masalah korupsi lalu di bidang ekonomi, kami ingin menyampaikan harus ada perlindungan tenaga kerja Indonesia saat memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)," ujarnya.