News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Amran Pinjamkan Rp 1 Triliun untuk Petani Pabrik Gula Takalar

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, mengunjungi pabrik gula PTPN XIV Takalar, di Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Takalar, Sulsel, Selasa (15/3/2016).

Laporan Wartawan Tribun Timur, Wa Ode Nurmin

TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA  -  Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman,  mengunjungi pabrik gula PTPN XIV Takalar, di Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Takalar, Sulsel, Selasa (15/3/2016).

Kehadiran Amran yang didampingi Gubernur Sulsel, Syahrul YL, Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, anggota DPD RI, Bahar Ngitung, dan Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin ini untuk mencari jalan keluar permasalahan sengketa lahan pabrik gula dengan petani yang sudah terjadi bertahun-tahun.

Amran pun dalam rapat pertemuan dengan semua deputi Perum Bulog, manajemen pabrik gula, dan petani, langsung meminta kepada BRI yang ikut hadir, untuk meminjamkan modal KUR sebesar Rp 1 Triliun.

Selain modal pinjaman, Amran juga mengarahkan kepada sejumlah kepala bidangnya, untuk menyediakan benih dan pupuk.

Kedatangan Amran di pabrik gula yang memiliki luas lahan 6.000 hektare ini memang diagendakan untuk menyelesaikan permasalahan pabrik gula yang tak kunjung selesai.

Direktur Utama PTPN X yang sekaligus membawahi PTPN XIV, Subiono, yang ditemui usai rapat menjelaskan jika KUR Rp 1 Triliun tersebut untuk digunakan para petani.

"Kalau KUR itu untuk petani. Untuk benih dan pupuk juga termasuk peralatan pengolahan. Kami sangat senang karena pak menteri mau mengapresiasi terkait permasalahan ini, " katanya.

Wakil Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat, Mappanai Lewa, mengaku senang dengan hasil pertemuan dengan Menteri Pertanian. Terutama dengan kucuran dana modal KUR dari BRI senilai Rp 1 Triliun.

"Disini kami bermitra dengan pabrik gula. Petani yang tanam dan pabrik menggiling. Nantinya hasil dibagi 35 persen untuk pabrik dan 65 persen untuk petani, " ujarnya.

Namun, Mappanai masih mempertanyakan apakah modal tersebut dikucurkan perbulan atau per enam bulan (permusim).

"Ini yang masih belum jelas. Apa kucuran KUR nya perbulan atau permusim. Kalau bisa permusim. Karena petani bisa langsung bayar. Petani kan panen baru bisa bayar. Perbulan kita kesusahan," lanjut Mappanai yang mengatakan jumlah petani berjumlah 700 orang lebih dengan luas lahan yang dikelola 1.100 hektare. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini