Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM JAMBI - Pengaruh gerak semu matahari yang terjadi di bulan Maret hingga April 2016 tak hanya menyebabkan meningkatnya suhu udara. Namun juga bisa memaksimalkan penyinaran sinar matahari.
Prakirawan BMKG Sulthan Thaha Jambi, Bahar Abdullah mengungkapkan gerak semu matahari terjadi karena posisi gerak semu matahari berada tepat di atas garis katulistiwa.
Sehingga penyinaran matahari lebih maksimal.
"Pada saat penyinaran tinggi, penguapan juga lebih cepat sehingga potensi terbentuknya awan konfektif atau awan hujan lebih cepat," kata Bahar, Minggu (20/3/2016).
Dijelaskan Bahar Abdullah, gerak semu matahari terjadi dua kali dalam satu tahun. Yakni pada bulan Maret hingga April dan pada bulan September hingga Oktober.
Dengan posisi gerak semu matahari di atas garis katulistiwa juga memungkinkan meningkatnya suhu udara.
Hal ini dikarenakan posisi matahari lebih dekat sehingga sinar matahari lebih maksimal.
Soal Penilaian Harian & Pembahasan Kunci Jawaban Geografi Kelas 12 SMA/MA Pola Keruangan Desa & Kota
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Bab 2 Kurikulum Merdeka : Iklan, Slogan dan Poster
Secara umum suhu maksimum di Jambi rata-rata setiap harinya antara 31 hingga 32 derajat celsius.
Namun, dalam beberapa hari terakhir di bulan Maret sempat terjadi peningkatan suhu.
Berdasarkan pengamatan Stasiun Klimatologi Sungai Duren, suhu maksimum pada 9 Maret lalu mencapai 35,1 derajat.
Sementara, dari Stasiun BMKG Sulthan Thaha Jambi pada 18 Maret lalu mencapai 33.4 derajat celsius.
"Kalau sampai 40 derajat celsius rasanya belum pernah terjadi di Stamet kita. Terkecuali ada gelombang panas, sejauh ini peningkatan suhu ada tapi tidak begitu tinggi," kata Bahar.