TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkapnya sindikat jual beli orok untuk tumbal pesugihan di Jawa Tengah mengejutkan berbagai kalangan. Terlebih para korban tak hanya dari Jawa Tengah, namun hingga luar pulau Jawa yang masih berstatus pelajar.
Berita seputar sindikat jual beli orok ini menjadi pilihan Top News berdasarkan jumlah pembaca Tribunnews, Selasa (22/3/2016) siang hingga petang.
Selain berita sindikat penjualan bayi, masih ada dua berita yang paling banyak menyita perhatian pembaca setia Tribunnews. Antara lain ulah seorang pencuri sepeda motor di Medan yang juga meniduri 20 perempuan yang menjadi korbannya.
Selanjutnya ada berita dari Jawa Barat tentang rusun Kulalet yang terbengkalai hingga menjadi sarang ular. Rusun tersebut saat ini hanya dihuni satu perempuan dengan keterbelakangan mental.
1. Sindikat Penjual Orok untuk Pesugihan Terungkap!
Personel Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung menangkap tujuh orang sindikat jual beli orok untuk tumbal pesugihan.
Ketujuh tersangka ditangkap anggota gabungan polisi Jawa Tengah dan Polda Lampung di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Para tersangka yakni Saleh (42), warga Desa Timbul Sloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak; Teguh Haryanto (51), warga Desa Sambak, Grobogan; Sri Umu Nurul (59), warga Desa Mojo Agung, Grobogan; Muhammad Sumantri (45), warga Bandung Barat; Armedi (27), warga Lampung Selatan; Harno Margono (57), warga Grobogan; dan Jajang Sudrajat (50), warga Pandeglang, Banten.
Kabid Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, mengatakan korban sindikat ini adalah pelajar SMK asal Bandar Lampung berinisial RR yang sedang hamil dua bulan.
Kasubdit IV Renakta Polda Lampung Ajun Komisaris Besar Ferdyan Indra Fahmi mengatakan, RR, pelajar SMK Bandar Lampung, bisa menjadi korban sindikat orok tumbal pesugihan, berawal dari perkenalannya dengan tersangka Armedi.
RR mengenal Armedi dari teman sekolahnya berinisial YL.
"Korban cerita ke temannya mau gugurkan kandungan. YL lalu mengenalkan RR ke Armedi karena Armedi pernah tawarkan jasa gugurkan kandungan," kata Ferdyan, Selasa (22/3/2016).
RR bertemu dengan Armedi. Armedi membawa RR ke Jakarta untuk bertemu dengan AS. RR bersama Armedi menginap di salah satu hotel di Jakarta.
Setelah itu mereka bertemu dengan rombongan asal Pandeglang, Banten, yang juga ingin menggugurkan kandungan.
Mereka akhirnya pergi ke rumah Saleh di Demak, Jawa Tengah. Saleh membawa RR ke rumah tersangka Nur di Purwodadi.
Nur membawa korban ke rumah Teguh di Grobogan.
"Teguh menjanjikan sejumlah uang kepada korban dan para tersangka lain untuk melakukan ritual pesugihan," kata Ferdyan.
Korban dibawa oleh Harno ke rumah dukun berinisial TJ untuk melakukan aborsi gaib.
"Mereka lalu kembali ke rumah Teguh melakukan ritual pesugihan," kata dia. Pada saat ritual tersebut, polisi menangkap para tersangka.
2. Jika tak Punya Motor, Agus Akan Tiduri Korbannya
Agus Supali (31), pelaku pencurian motor di Medan berhasil memperdayai sejumlah wanita berkat rayuan gombalnya.
Selain ingin mencuri motor wanita yang ia kenal lewat media sosial, Agus juga telah menggagahi 20 wanita yang menjadi korbannya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsekta Medan Area, AKP Alexander Piliang, mengatakan berdasar hasil interogasi awal, 20 wanita yang Agus gagahi adalah warga Medan.
"Jika targetnya tidak memiliki motor, tersangka akan menidurinya. Total wanita yang sudah digagahi pelaku ini sebanyak 20 orang. Itu baru pengakuan awal saja," ungkap Alex, Selasa (22/3/2016) sore.
Penyidik masih mendalami keterangan Agus. Sebab, dari laporan yang ada di Polsekta Medan Area tercatat sudah ada enam korban yang melapor.
"Kami akan memanggil sejumlah saksi yang menjadi korban tersangka. Kemungkinan besar, wanita yang telah digagahi tersangka ini lebih dari puluhan orang," sambung dia.
Agus yang diwawancarai Tribun Medan tak menampik atas keterangan Alex. Disinggung soal kabar dirinya telah menggagahi 20 orang wanita, Agus tersipu malu.
"Yang saya ingat memang ada 20 orang pak. Itu beda-beda tempat semua," kata pria asal Semarang ini.
Ketika korbannya termakan bujuk rayu manisnya, Agus langsung membawa calon korbannya berjalan-jalan. Setelah itu, Agus merayu korban untuk bisa ia tiduri.
"Saya melakukan itu enggak dimana-mana pak. Kadang saya melakukan di rumah korban," terang pria bertubuh kurus ini.
Jika di rumah korban tidak ada orang, maka Agus pun melancarkan aksinya.
Namun, jika di rumah korban tengah ramai, ia memilih waktu yang tepat untuk menyetubuhi para korbannya itu.
3. Rusun Kulalet Hanya Dihuni Satu Perempuan
Kompleks rumah susun (rusun) Kulalet di Jalan Raya Banjaran, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, sudah lama kosong.
Sejak ditinggalkan para penghuninya, beberapa tahun lalu, bangunan ini tak terurus.
Dinding retak-retak dan atapnya nyaris roboh.
Di bagian depan, rumput-rumput tumbuh memenuhi halaman, dan tingginya hampir satu meteran. Kaca-kaca jendela pecah.
Banyak lantai rusak dan sudah ditumbuhi tanaman liar.
Rumah susun ini hanya berjarak beberapa meter di belakang Puskesmas Baleendah.
Selain musala, ada dua gedung berlantai empat di kompleks rumah susun ini.
Aminah (75), warga yang tinggal di pinggir rumah susun Kawalet, mengatakan rumah susun ini mulai ditinggalkan penghuninya, sekitar enam tahun lalu, setelah gempa besar melanda Kecamatan Pangalengan.
"Dulu hampir semua rumah susun terisi. Tapi kemudian, ditinggalkan begitu saja oleh para penghuninya, sampai akhirnya kosong," kata Aminah di depan rumahnya, pekan lalu.
Karena tak pernah ada yang datang untuk mengurusnya, warga, menurut Aminah, sudah menganggap bahwa rumah susun ini memang dibiarkan oleh pemerintah sampai nanti ambruk.
"Cuma satu orang yang masih tinggal di rumah susun ini, katanya perempuan yang kurang waras. Pakaian yang di dalam itu punya dia. Di rumah susun ini ada ularnya. Suka ke belakang rumah saya, dan saya usir biar ularnya kembali lagi ke rumah susun," kata Aminah.
Beberapa kali, ucap Aminah, rumah susun yang jadi menakutkan ini bahkan dipakai acara uji nyali oleh beberapa stasiun televisi.
"Sayang sekali, padahal dulu rumah susun ini sangat ramai," ujarnya.
Setelah para penghuni satu-persatu meninggalkannya, barang-barang yang ada di rumah susun ini, kata Aminah, banyak yang menjarah.
"Warga sekitar sering mendengar banyak pengembang yang ingin membangunnya lagi. Tapi karena katanya rumah susun ini akan dirobohkan menggunakan dinamit, warga menolaknya," kata Aminah. (*)