Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel), Brigjen Polisi Agus Budiman Manalu berharap agar Dewan Adat se Indonesia dapat bersatu memerangi Narkoba, Terorisme, dan Korupsi di Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan usai menghadiri acara penandatanganan perjanjian bersama Adat Indonesia bersatu memerangi Terorisme, Narkoba dan Korupsi di Hotel Imperial Aryaduta Makassar, Sulsel, Sabtu (26/3/2016).
"Ini adalah deklarasi bersama Dewan Adat, dan kami harap mereka mau memerangi narkotika, terorisme, dan korupsi yang menjadi masalah utama di Indonesia, khususnya narkotika," kata Agus.
Lanjut Agus, dewan adat di tiap daerah lebih tahu dan paham seluk beluk masyarakat di daerahnya masing-masing, sehingga sangat berguna sebagai penyalur informasi.
"Mereka lebih tahu dan paham dengan daerah-daerah yang terpencil, sehingga kita harapkan bisa berkoordinasi dengan kita untuk melaksanakan pemberantasan maupun hal-hal lain menyangkut penyalahgunaan narkotika di Sulsel," jelas dia.
Ia meminta agar seluruh lapisan masyarakat dapat saling bersinergi baik itu Polisi, BNN, maupun tokoh adat untuk memberantas narkotika yang semakin hari semakin menjadi-jadi di Sulsel.
"Kita harus bersama, penanganan narkotika bukan hanya urusan BNN dan Polisi, tapi juga Tokoh Adat. Semua harus bersinergi dan tidak ego sektoral," ujarnya.
Agus mengakui saat ini masyarakat Sulsel masih banyak yang menganut gerakan tutup mulut jika mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkotika.
"Sulsel itu gerakan tutup mulut masih banyak, dan kita harapnya dengan tokoh adat, mereka akan mau memberi informasi ke polisi maupun BNN terkait orang-oranh yang menyalahgunakan narkotika," tutup dia.
Dari catatan BNN, pada tahun 2015 terdapat setidaknya 1400 kasus narkoba di Sulsel dengan perincian sekitar 1300 kasus yang ditangani Polda Sulsel dan 70 kasus yang diambil alih BNN. (*)