Teja semasa hidupnya hanya sendiri saja. Dia membujang, tidak ada istri dan anak.
Kecurigaan kematian tak wajar menyeruak tatkala keluarga tak menemukan telepon seluler Teja.
Bukan itu saja, dompet dan uang tunai yang berada di amplop cokelat yang disimpan di bufet kamar pun hilang.
"Sebenarnya, awalnya itu dikira meninggal karena penyakit. Tapi ketika dompet, handphone, serta uang korban yang ada di amplop hilang. Ada kecurigaan korban dibunuh," ujar seorang tetangga korban.
Namun, dari kondisi di TKPP, tak ada tanda-tanda terjadi perkelahian. Kondisi kamar Teja tetap rapi.
Begitu pula dengan sprei di ranjang kamar juga rapi.
Sumber Tribun Bali di kepolisian menyebutkan, dari pelacakan sinyak ponsel milik korban, terlacak terdapat di got di seputaran Jalan Seruni Denpasar.
"Tim Cyber Crime sudah berupaya melacak sinyal ponsel korban. Tapi ternyata ponsel korban sudah dibuang ke selokan oleh seseorang. Hingga kini polisi masih berupaya menungkap kasus ini," ucap sumber di kepolisian.
Pihak Polsek Denpasar Timur masih mengorek keterangan dari sejumlah saksi, termasuk Wardana, selaku orang pertama yang menemukan korban.
Kanit Reskrim Polsek Dentim, AKP Nyoman Darsana membenarkan penemuan jenazah tersebut.
Darsana mengungkapkan pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan kepergian almarhum, namun pihak keluarga berharap polisi mengusut misteri hilangnya dompet serta barang berharga lain di kamar korban.
"Benar ada penemuan jenazah itu, tapi keluarga korban sudah mengikhlaskannya. Yang pasti pihak keluarga meminta polisi mengungkap hilangnya beberapa barang berharga di kamar korban. Jadi masih akan kami selidiki," ujarnya, Minggu (27/3/2016) malam.