News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alex Noerdin Sambut Baik Sumsel Jadi Model Sport Tourism

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alex Noerdin

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini sukses menyulap Jakabaring Sport City yang sebelumnya berlumpur, banjir dan sering dicap sebagai “tempat jin buang anak.”

Dalam hitungan bulan, rawa berair cokelat, mirip kubangan besar dan sarang buaya itu sudah berubah bentuk menjadi venues berbagai cabang olahraga dengan standar internasional. Ada aquatic swimming pool –yang terbaik di Indonesia--, tenis court, stadion sepak bola, arena water sport, semua siap pakai.

Olympic Council of Asia (OCA), lembaga yang memferivikasi vanue datang ke Palembang dan merekomendasi ok, lolos menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEA Games.

Jika melihat timeline, semua pihak sudah geleng-geleng kepala, hampir tidak masuk akal, memobilisasi bahan dan alat, ke lokasi itu saja sudah memakan waktu. Dalam hal infrastruktur, Gubernur Alex punya pengalaman.

Karena itu, jika diserahkan ke Sumsel, orang yakin MotoGP akan punya sirkuit sendiri.

“Terima kasih atas kepercayaan Pak Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sumsel menjadi model sport tourism nasional,” kata Alex Noerdin.

Reputasi membuat even olahraga internasional, memang tidak perlu diragukan lagi. Sebenarnya itu adalah komitmen Alex Noerdin yang tahun 2011 lalu sudah mencanangkan Sumsel sebagai pusatnya event olahraga nasional.

“Triboatton tahun 2016 ini adalah kali ke lima, digelar 11-15 Mei di 4 kabupaten 1 kota, dibagi dalam 5 etape, dengan panjang lintasan 523 kilometer. Dari tahun ke tahun pelaksanaannya semakin berkualitas, semakin bagus dan makin terekspose,” ucap Gubernur Alex Noerdin.

Triboatton itu adalah gabungan tiga cabang olahraga air, rafting atau arung jeram, kayak, traditional boat. Yang sering menjadi masalah dalam Triboatton adalah air sungai Musi. Di musim hujan, airnya berlimpah, bahkan terlalu deras.

Sebaliknya di musim kemarau, debit airnya menyusut.

“Celakanya sekarang ini tidak jelas, kapan musim hujan, kapan juga kemaraunya? Musim hujan jarang kena hujan, musim kemarau sering kehujanan?” keluh Alex yang membuat audience terpingkal-pingkal.

Tetapi ada hikmahnya dari problem musim itu, bahwa kawasan hutan yang menjadi water catching area, harus terjaga bagus. Harus tetap lestari, agar fungsinya sebagai penangkap air dari hujan tetap baik.

Air tidak lari terlalu cepat ke sungai, sehingga membawa top soil yang berwarna cokelat. Erosi yang berkepanjangan akan merusak struktur humus, dan membuat kesuburan tanah tererosi juga.

“Karena itu, baik di hulu maupun di hilir, harus menjaga alam dan lingkungan,” jelas Alex yang dalam kariernya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan (1998).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini