TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Puluhan angkot di Gresik mengantre untuk dipasang converter kit bahan bakar gas (BBG) gratis.
Ini menyusul sembilan angkot yang sebelumnya telah dipasangi konverter gratis hasil kerjasama Pemkab Gresik dengan PT Gagas Energy, anak usaha PT PGN.
Menurut Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Alam Setda Gresik, Adiana Setiawati, puluhan angkot itu sedang didata dan selanjutnya akan diajukan proporsal ke Kementerian ESDM melalui PGN Gagas.
"Pemasangannya menyusul persetujuan dari ESDM dan PGN Gagas," kata Adiana Setiawati di sela sosialisasi konversi BBM ke BBG di kantor Bupati Gresik kepada Surya (TRIBUNnews.com Network), Kamis (14/4/2016).
Peserta sosialisasi adalah beberapa kepala divisi kendaraan yang ada di perusahaan, sopir angkot dan para koordinator angkutan umum di Gresik.
Pada kesempatan ini, beberapa pemilik angkot penasaran terkait keinginan untuk menggunakan BBG, sementara kendaraannya buatan tahun 90-an.
“Apakah bisa kendaraan converter kit BBG dipasang di kendaraan yang sudah usia tua, sebab angkot di Gresik rata-rata buatan tahun 1988 – 2008,” Tanya Romli, seorang peserta kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
egitu dijawab bisa, mereka pun semakin antusias untuk mengganti kendaraannya menggunakan BBG.
Sementara terkait legalitas saat uji kir, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Achmad Nuruddin yang memimpin kegiatan ini berjanji akan mencari aturan dan undang-undangnya.
Melihat animo masyarakat Gresik terutama pemilik angkot yang begitu besar untuk memakai BBG, Koordinator wilayah II PGN Gagas, M Hakim Haryono memberi saran agar para sopir angkot membentuk paguyuban pemakai gas agar bisa mendapat converter kit gratis.
“Setelah paguyuban terbentuk, akan kami ajukan ke pusat. Atau, kalau mungkin bisa langsung masuk pada program kami yaitu semacam kontrak dengan pemakaian minimal 10 lsp sehari” ujarnya.
PGN melalui anak usahanya tersebut memang getol melakukan edukasi penggunaan BBG. Di Gresik, PT Gagas Energy melakukan pemasangan Converter Kit gratis untuk 9 armada angkutan kota dari total 14 armada yang akan terpasang di sana.
Hakim Haryono mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mensosalisasi kepada masyarakat tentang penggunaan energi alternatif, yakni BBG.
Terutama, bagi pelaku bisnis angkutan massal,seperti Angkot.
"Kami pastikan kepada sopir dan pelaku usaha angkutan kota bahwa penggunaan BBG sangat ekonomis dan murah dibandingkan BBM," sambung Hakim kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Saat ini harga BBG per liter setara premium (lsp) untuk wilayah Jawa Timur Rp 4500. Harga tersebut lebih murah Rp 2050 dari Premium yang harganya Rp 6550 per liter.
"Bayangkan ada selisih Rp.2050 per liter kalau menggunakan BBG. Dan itu sangat menguntungkan karena bisa menekan biaya operasional kebutuhan BBM per angkot anda," imbuhnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Jamaludin, seorang sopir taksi Blue Bird mengaku bahwa dalam dalam kurun waktu tiga bulan ini, semenjak menggunakan BBG, dia merasa sangat menguntungkan di sisi ekonomi.
"Per hari, ternyata,saya bisa menghemat biaya BBM sebesar Rp.50.000. Dan itu bisa untuk uang jajan anak," kata bapak lima anak itu kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).