Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Siang itu, Sabtu (16/4/2016), kawasan Jalan Gabus, Medan Area mendadak riuh, saat Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengunjungi Suddin Romandona Lubis (22).
Suddin dipasung orangtuanya karena menderita gangguan jiwa dan sering mengamuk tanpa sebab. Besar dugaan, Suddin tidak lagi waras disebabkan menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.
Mardiaz, bersama beberapa personel Polri, langsung melihat keadaan Suddin yang kaki kirinya dipasung pada sebuah gubuk di tanah kosong milik warga.
Selain itu, Mardiaz sempat memberikan sebatang rokok untuk Suddin.
Setelah itu, Mardiaz membawa Suddin ke Rumah Sakit Jiwa di Simalingkar agar mendapatkan perawatan medis dan kembali pulih seperti dahulu.
"Saya bawa Suddin ke rumah sakit dulu ya, nanti diberikan penjelasan," katanya singkat.
Pada pemberitaan sebelumnya, Suddin Romandona Lubis (22) dulunya dikenal sebagai anak yang rajin beribadah ke masjid dan ceria.
Namun, keceriaannya perlahan mengilang tatkala kedua orangtuanya bercerai pada 2009 lalu.
Sejak setahun belakangan ini Suddin dianggap menderita gangguan jiwa. Banyak perilaku Suddin berubah lantaran sering tertawa sendiri dan mengamuk. Bahkan, tidak jarang melempari rumah tetangga.
Akibat sering mengamuk, Suddin kemudian dipasung, kakinya diikat rantai dan tinggal dalam gubuk yang berukuran kurang dari 2x2 meter.
Gubuk itu tidak jauh dari kandang ayam milik warga Jalan Gabus Medan Area.
Selain itu, selama tiga bulan belakangan Suddin tidak pernah keluar dari dalam gubuk sempit itu. Untuk buang air saja, harus menunggu ayahnya pulang dari menarik becak dayung.
Suddin terlihat tidur pada sebuah amben kayu yang berukuran tidak lebih dari satu meter. Sedangkan tinggi gubuk itu sekitar dua meter dan seluruh sisi gubuk hanya ditutup terpal warna hitam.
Suara Suddin meninggi saat Tribun Medan (Tribunnews.com Network) melihatnya, berulangkali dia meminta satu batang rokok sembari tersenyum dan menggoyangkan badannya.
Tidak hanya menggoyangkan badan, pria berkulit sawo matang ini menantang beberapa warga yang melihat kondisinya.
Bahkan, ia kesulitan memakai celana sehingga menutup kemaluannya menggunakan sarung yang berada di atas ambennya.
"Apa sor main kita, main dulu, rokok mana-mana," ujarnya sembari tertawa dan meminta rokok kepada warga. (tio/tribun-medan.com)