Keuchik Blang Aman, Muhammad Thaib kepada Serambi menyebutkan, di kawasannya selama ini warga kesulitan memperoleh air bersih, sehingga banyak warga menggali sumur.
“Tapi ternyata setelah 40 meter dibor ke luar lumpur,” katanya.
Kepala BPBD Aceh Utara, Munawar, kepada Serambi menyebutkan, sampai pukul 18.00 WIB kemarin petugas masih memantau semburan tersebut.
“Informasi terbaru saya dapatkan dari petugas bahwa di atas pukul 18.00 WIB semburannya hanya sedikit lagi. Pun demikian kita tetap mengawasinya,” kata Munawar.
Kepala Dinas Pengairan dan ESDM Aceh Utara, Mawardi, kepada Serambi menyatakan, semburan lumpur bercampur pasir tersebut diduga karena gas mampat pada kedalaman yang rendah, sehingga ketika ada kesempatan ke luar, karena sudah dibor, ia langsung menyembur bersama lumpur campur pasir.
Namun, ketika gas yang mampat tersebut sudah ke luar semua, semburannya pun terhenti.
“Tapi gas ini bukan gas beracun yang membahayakan, sebab tadi warga dan saya yang melihat dari jarak dekat tidak tercium gas berbahaya. Biasanya kalau gasnya berbahaya, maka warga yang mencium langsung merasa pening,” katanya.
Pun demikian, kata Mawardi, kawasan tersebut tidak layak untuk dijadikan sebagai sumber air bersih untuk konsumsi.
“Ini gas biogenic, sama seperti yang terjadi di Kecamatan Lapang beberapa waktu lalu. Jadi, dia nyasar di permukaan yang rendah dan sewaktu-waktu bisa ke luar ketika ada celah,” jelas Mawardi. (serambi indonesia/jaf)