TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Misteri penembakan misterius di Kota Magelang, Jawa Tengah mulai menemui titik terang, Jumat (29/4/2016).
Polres Magelang Kota menggerebek sebuah rumah di Kelurahan Magersari, Kota Megelang, untuk menangkap SP, namun yang ada di tempat itu hanya kakak tersangka, berinisial S.
Saat itu S kebetulan sedang mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu, sehingga ia kemudian ditangkap.
"Jadi kami saat itu akan menangkap terduga pelaku. Namun, saat kami sambangi rumahnya, pelaku sudah kabur. Kami hanya menemukan kakaknya yang sedang fly karena narkoba," kata Kapolres Magelang Kota, AKBP Edi Purwanto, Jumat.
Penggerebekan dilakukan sekira pukul 02.00 WIB. Dalam penggrebekan itu polisi menemukan sepucuk senapan angin, berikut peluru gotri yang berjumlah ratusan, pedang, dan juga korek api. Diduga, barang bukti ini dipergunakan untuk melancarkan aksi teroris.
Dalam beberapa hari terakhir ini warga Kota Magelang resah akibat aksi penembakan misterius terhadap sejumlah perempuan.
Penembakan yang dilakukan orang tak dikenal itu mengenai tangan, kaki, dan pantat korban. Jumlah korban mencapai 13 perempuan.
Selain terkait kasus narkoba, S diminta keterangan lebih lanjut soal keberadaan adiknya yang diduga menjadi pelaku penembakan.
"Dari keterangan S ini nantinya akan kami gunakan untuk mengungkap adiknya," papar Edi.
Edi juga masih terus melakukan penyelidikan untuk segera menangkap pelaku. Pihaknya juga terus mengerahkan tujuh tim untuk segera menangkap pelaku ini.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono, juga menyatakan pelaku penembakan berinisial SP masih belum dapat ditangkap dan saat ini masih diburu polisi.
"Dari hasil olah TKP, keterangan saksi serta ciri-ciri pelaku, kami mengarah ke seseorang inisial SP. Saat rumahnya didatangi SP tidak ada, yang ada S, saudaranya," ujar Condro.
Menurut Kapolda, S mengaku senapan angin yang ada di rumah itu bukan miliknya.
"Di sana ada senapan angin yang kalibernya sama dengan yang kami dapatkan di lokasi kejadian. Dia (S) mengaku bukan dia yang punya senapan angin," tegas Condro.
Residivis
Kapolres mengerahkan tujuh tim untuk segera menangkap tersangka pelaku ini. Menurutnya, SP merupakan residivis baru saja dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Magelang karena kasus penganiayaan.
Dikatakan, terduga pelaku merupakan seorang petugas sekuriti. Hanya saja, Kapolres tidak membeberkan di mana SP bekerja sebagai sekuriti.
"Kami sudah bertekad tidak menyebut motif ini sebelum pelaku ini benar-benar dapat ditangkap. Yang jelas, kami sudah sesuai dengan fakta, keterangan saksi dan korban, serta mengarah pada satu pelaku ini," tegasnya.
Selain itu, Edi juga mendapatkan informasi SP memiliki banyak istri. Hanya saja, dia tidak mengetahui apakah istri-istri SP tersebut merupakan istri sah atau tidak.
Sebelumnya, tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Semarang melakukan rekonstruksi penembakan misterius pada Kamis (28/4/2016) malam.
Rekonstruksi digelar di tiga tempat kejadian perkara meliputi kios buah Jalan Ikhlas, Toko Buku Jaya Jalan Pemuda (Pecinan), dan depan salah sebuah bank di Jalan Tidar, Kota Magelang.
Sebuah kios buah di Jalan Ikhlas, menjadi tempat kejadian awal Tim Labfor melakukan prarekonstruksi sekitar pukul 22.00.
Selain itu, untuk menjaga keamanan, puluhan personel Polres Magelang Kota dari berbagai satuan juga disiagakan di sekitar lokasi.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terkait kasus penembakan misterius.
Ia mengakui kasus itu menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia telah ditelepon Ganjar yang menanyakan perkembangan kasus yang meresahkan warga ini.
"Sama dengan saya, beliau juga meminta agar warga tenang. Magelang tetap nyaman dan sejuk. Rakyat tidak usah galau," katanya, kemarin.
Dia juga yakin aparat kepolisian bisa mengungkap kasus ini secara cepat dan tepat. (tribunjogja/ais)