TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Polda Bali merilis hasil autopsi yang dilakukan terhadap warga negara Prancis, Amokrane Sabet (49), Rabu (4/5/2016).
Dari autopsi yang dilakukan tersebut, terungkap fakta baru bahwa penyebab kematian atlet Mixed Martial Arts (MMA) itu bukan disebabkan berondongan peluru dari aparat kepolisian.
Autopsi dilakukan pada Selasa (3/4/2016) malam. Dimulai pada pukul 20.30 Wita dan berakhir pada pukul 23.30 Wita.
Hadir dalam pelaksanaan autopsi itu di antaranya Kapolres Badung, AKBP Tony Binsar Pandjaitan.
Autopsi dilakukan oleh Tim Dokter Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustyadi dan dr. IB Alit.
Dari autopsi yang dilakukan, terkuak fakta mengejutkan.
Bahwa tewasnya Amok ternyata disebabkan oleh luka sabetan benda tajam di lehernya.
"Dari hasil autopsi yang dilakukan tim dokter dari RSUP Sanglah. Didapat kesimpulan bahwa Amok meninggal bukan karena peluru tajam. Tapi disebabkan karena luka sabetan benda tajam di lehernya yang menyebabkan putusnya pipa udara sehingga darah masuk ke paru-paru," jelas Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto di Mapolda Bali.
Selain itu, dari hasil autopsi juga ditemukan beberapa luka yang disebabkan oleh senjata tajam pada tubuh Amok.
Tim Dokter juga mendapati ada 24 luka tembakan peluru karet yang dilepaskan polisi.
"Ada luka tembakan baik dari peluru karet maupun peluru tajam. Tapi dokter berkesimpulan bahwa kematian Amok lebih disebabkan oleh putusnya pipa udara sehingga darah memasuki paru-parunya," tandas Sugeng.