Laporan Wartawan Tribun Timur, Muslimin Emba
TRIBUNNEWS.COM, JENEPONTO - Bukan main jengkelnya Iksan Iskandar, berdiri di atas panggung kehormatan sejak pukul 07.30 Wita sampai pukul 09.00 Wita, orang yang ia tunggu-tunggu tak datang.
Bupati Jeneponto pada Minggu (15/5/2016) pagi sedianya membuka jalan santai berhadiah yang digelar Lembaga Gerakan Indonesia Sehat Ubaindo dan diketuai Hasan Anwar yang mengaku warga Manjang Loe, Jeneponto.
Sepanggung dengan Iksan Iskandar, Wakil Kapolres Jeneponto, sejumlah kepala SKPD dan puluhan anggota DPRD Jeneponto, mereka saling pandang karena memasuki pembukaan acara jalan sehat panitia tak ada di tempat.
Brosur jalan sehat. TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
“Orang tidak ada gunanya,” serapah Iksan yang belakangan baru tahu event yang sedianya ia buka ternyata fiktif, apalagi panitia yang punya gawe tak ada di tempat.
Bahkan, hadiah mobil, kuda, laptop dan lain sebagainya tidak tampak di Lapangan Passamaturukang, lokasi garis awal jalan sehat.
Giliran Muhammadong yang belingsatan. Mengetahui bosnya murka, Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan dan Olahraga Jeneponto itu menghubungi ketua panitia jalan santai seperti tercantum di brosur.
Usaha Muhammadong sia-sia, nomor yang dituju beberapa kali dihubungi tetap tidak aktif. Setelah tahu panitia hanya menipu, Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar meninggalkan lokasi dan warga yang berkumpul.
Saat dihubungi Tribun Timur pada Minggu malam, Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, mengaku sangat kecewa ada pihak yang menipu warga dengan dalih jalan sehat berhadiah.
"Kecewalah, sudah datang pagi-pagi, jam delapan, menuggu sampai jam sembilan, tapi acara belum dimulai dan ternyata itu acara fiktif," ujar Iksan melalui sambungan telepon.
Peserta jalan santai fiktif melapor ke Polres Jeneponto, Minggu (14/5/2015). TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Ia terpaksa membatalkan beberapa agenda di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, demi melepas peserta jalan sehat berhadiah mobil, kuda, ponsel, dan beberapa hadiah lain itu, tapi ternyata semua ini hanya fiktif.
Terkait penyematan logo Pemkab Jeneponto di selebaran jalan sehat, Iksan mengaku tidak tahu menahu. "Panitianya saja saya tidak tahu," kata Iksan.
Ribuan masyarakat Jeneponto yang mengikuti event ini jelas karena mereka harus menebus dua kupon seharga Rp 100 ribu, satu kupon hadiah untuk Kabupaten Jeneponto dan kupon hadiah yang bakal diundi di Makassar.
"Untuk pantia pelaksana kami sudah amankan dua orang yakni sekretaris panitia bernama Basyir dan ketua koordinator Kabupaten Keneponto, Karen Dayang," ujar Ipda Syahrul, komandan piket jaga Polres Jeneponto kepada Tribun Timur terpisah.
Orang pertama kali yang melaporkan jalan fiktif ke Polres Jeneponto adalah anggota DPRD Jeneponto, Andi Mappatunru. Belakangan ketahuan semua anggota DPRD Jeneponto membeli tiket jalan sehat tersebut.
"Setahuku sangat banyak, hampir semua teman-teman di DPRD telah membeli tiket termasuk saya," ujar Andi Mappatunru.
Kapolres Jeneponto, AKBP Joko Sumarno. TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Ketua DPRD Jeneponto, Muh Kasmin Makkamula, bahkan mendapat undangan membuka kegiatan ini bersama-sama Bupati Jeneponto.
"Saya beli tiket itu karena adanya selebaran jalan sehat ini DPRD. Kegiatannya cukup menarik jadi saya ikut beli tiketnya, saya malah beli tiga lembar," tambah Mappatunru yang merugi sampai Rp 300 ribu.
Kapolres Jeneponto, AKBP Joko Sumarno, memastikan penyidik mengembangkan dugaan kasus penipuan berkedok jalan sehat berhadiah satu unit mobil, kuda, dan berbagai hadiah lainnya.
Penyidik telah meneriksa Basyir, sekretaris panitia lomba jalan sehat dan masih mencari ketua panitia yang sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.
"Kita sudah periksa beberapa saksi pelapor dan saksi lain termasuk sebagian panitia," ujar Joko melalui pesan BlackBerry Messenger kepada Tribun Timur, Selasa (16/05/2016).
Kerugian sementara berdasar hasil pemeriksaan sudah mencapai angka Rp 28 juta dan diduga akan terus bertambah.