Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan kedua korban mengalami luka-luka dan tanda mati tenggelam berdasarkan hasil pemeriksaan luar atau visum.
Pada bagian ubun-ubun sisi kiri Wong Sum Sum ditemukan luka terbuka sepanjang 7 cm dan diduga diakibatkan oleh benturan benda tumpul.
Sedangkan pada jenazah Piter Ten ditemukan banyak luka lecet yang tersebar di sekujur tubuh dari kepala sampai kaki.
"Pada jenazah Piter juga ditemukan luka terbuka pada pada dahi sisi kanan bila dirapatkan membentuk garis sepanjang 2,5 cm," ungkap dr Dudut.
Perkiraan kematian kedua wisatawan ini kurang lebih 2 hingga 8 jam sebelum diperiksa pada pukul 13.30 Wita.
"Kedua korban ditemukan tanda-tanda mati karena tenggelam, ini terbukti dari ditemukannya busa halus berwarna putih," terangnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Polisi Perairan Polresta Denpasar, AKP Ketut Suparta, mengatakan telah memeriksa saksi-saksi yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).
Pihaknya menduga kuat kedua korban tewas karena terseret ombak dan tenggelam.
"Sudah kami tangani termasuk mencari keberadaan korban bersama dengan Balawista. Berdasarkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang merupakan keluarga dari kedua korban, korban diduga tewas lantaran terseret ombak besar yang tiba-tiba datang menghantam mereka yang sedang menaburkan bunga dan abu di pinggir laut," kata Suparta.
Ia menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati karena kondisi ombak di lautan tidak dapat diprediksi.
Berdasarkan keterangan BMKG sebelumnya, fenomena gelombang tinggi diprediksi akan terjadi sampai Jumat (10/6/2016) hari ini.
"Sesuai pesan dari Pak Kapolresta juga, disebabkan arus laut serta gelombang ombak yang tinggi terjadi akhir-akhir ini, masyarakat agar lebih waspada ketika bepergian ke tepi laut atau pantai. Sebaiknya untuk saat ini sementara hindari pantai-pantai curam atau tidak landai, sebab datangnya gelombang sangat tidak terduga," tandasnya.
Selain menelan dua korban tewas, serta hilangnya Sukaseni, gelombang tinggi menyebabkan banjir rob di sejumlah wilayah di Bali selatan.
Gelombang pasang juga mengakibatkan permukaan air laut menyamai dataran landasan terbang (runway) Bandara I Gusti Ngurah Rai di Tuban.