Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, TAHUNA - Sekitar pukul 06.30 Wita, 21 Mei 2016, Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, HR Makagansa meninggalkan rumah dinas menuju titik longsor di lima kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, daerah yang dipimpinnya.
Ia langsung bergegas ketika mendengar ada peristiwa longsor dan banjir bandang kala itu.
Ketika dalam perjalanan, HR Makagansa terpisah dengan rombongan pemerintah lainnya.
"Mereka ada di atas, sementara bapak di bawah. Bapak waktu itu terjebak empat titik longsor," ujar Wiesje Makagansa Rompis, istri HR Makagansa saat ditemui di rumah dinas, Jumat (24/6/2016) sore.
Saat mendengar itu, top lady Sangihe ini langsung was-was.
Ia sempat resah tak ada kabar dari sang suami.
Sementara kabar yang ia dapat, Makagansa terjebak longsor.
"Saya tunggu kabar sambil buka Facebook. Eh tahu-tahu bapak updated status kalau ia baik-baik saja," kenangnya sambil tersenyum.
Ia kala itu langsung lega.
Sebagai istri bupati, Wiesje punya rasa tanggung jawab yang besar.
Apalagi ia juga sebagai ketua PMI Sangihe, ia mengaku langsung turun lokasi.
"Saya langsung turun lokasi. Warga banyak berkeluh kesah butuh ini, butuh itu. Saya belikan mereka gula, kopi, teh, juga ikan segar. Banyak yang begitu," ujarnya.
Pascabencana, Wiesje melihat suaminya tidak tidur tenang belakangan ini.