TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Perjalanan hidup I Putu Sudiartana dari miskin menjadi orang kaya menyisakan sepenggal kisah asmara di dalam rumah tangganya.
Saat dalam kemiskinan, Putu Leong--panggilan akrabnya--berjuang bersama istrinya Ni Ketut Ayu Wintariani dengan menjadi tukang tambang pasir di Sungai Ayung.
Namun setelah menjadi anggota dewan, ia memilih menikah lagi dan menikmati hidup bersama istri keduanya, Neng Evi Syamsiah.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kelian Dinas Tegal Kuning, Kamis (30/6/2016), istri pertama Putu Leong, Ni Ketut Ayu Wintariani, berasal dari Tabanan.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang anak yang saat ini mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Di tahun 2014, Putu Leong menikah lagi dengan Neng Evi Syamsiah asal Sukabumi, Jawa Barat.
Dari istri keduanya ini Putu Leong dikaruniai dua orang anak.
"Sekarang istri pertamanya dan anaknya di rumah (Banjar Tegal Kuning). Yang diajak di Senayan istri kedua dan anaknya. Saya tidak tahu alasan beliau menikah lagi. Itu urusan pribadinya," ujar Kelian Dinas Tegal Kuning, I Wayan Sudiarta, kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network), kemarin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pernikahan Putu Leong yang kedua sempat menjadi masalah di Banjar Tegal Kuning.
Putu Leong dinilai membuat leteh (kotor) Desa Bongkasa Pertiwi lantaran menikah siri atau tidak menikah sesuai agama Hindu di Bali.
Masyarakat dan prajuru adat pun sempat beramai-ramai mendatangi rumah Putu Leong untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya.
Atas kasus yang kini menjerat Putu Leong, sebagian warga setempat pun berpendapat politisi Partai Demokrat itu terkena karma phala.
Anggota Komisi III DPR RI ini dianggap telah "mengkhianati" kesetiaan istri pertamanya.
"Dia lupa, waktu susah jadi tukang cari pasir di sungai, istri pertamanya selalu ada buat dia. Tidak pernah mengeluhkan kemiskinannya. Tapi setelah sukses, dia lupa sejarah. Istri pertamanya seperti dilupakan," ujar seorang warga yang tak mau dituliskan namanya.