News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Setelah FPI, Giliran KontraS Komplain Logonya Dicatut Masjid Taqwa Polonia

Penulis: Array Anarcho
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Setelah sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) Kota Medan komplain logonya dicatut pihak Masjid Taqwa Polonia untuk melawan Hermes Residence, kini giliran Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut yang menyampaikan hal serupa.

Kepala Operasional KontraS Sumut, Amin Multazam Lubis mengaku kaget saat mengetahui logo organisasinya ada di spanduk yang terpampang di depan masjid.

Amin sempat melihat berita, di mana sebuah foto memampangkan spanduk yang mencantumkan logo KontraS. Ia pun mengirimkan tanggapannya lewat media sosial pada Tribun.

"Secara organisasi, sejauh ini KontraS tidak pernah terlibat dalam advokasi terkait Masjid Taqwa ini."

"Karena biasanya, secara etika harusnya teman-teman yang melakukan gerakan (apalagi dalam bentuk aliansi) selayaknya mengundang untuk diskusi terlebih dahulu," ungkap Amin, Rabu (27/7/2016) sore.

Ia mengatakan, jikapun logo KontraS hendak dicatut, sebaiknya pihak Masjid Taqwa mengundang pengurus KontraS untuk membuat komitmen terkait pergerakan masjid. Kata Amin, dirinya pun sangat mendukung setiap gerakan rakyat.

"Selama ini, KontraS tidak pernah dilibatkan sama sekali ataupun terlibat dalam gerakan perjuangan Masjid Taqwa."

"Kami cukup terkejut juga, tiba-tiba sudah ada logo tercantum di sana sebagai salah satu aliansi yang ikut membela," katanya.

Dalam kesempatan ini, Amin pun menyebut komplainnya KontraS bukan karena ada hal-hal lain. Ia mengatakan, pihak Masjid Taqwa Polonia harusnya menjunjung etika yang ada.

"Pada prinsipnya, kami mendukung setiap gerakan rakyat, baik itu menyangkut konflik, kekerasan atau yang terkait isu keagamaan."

"Artinya, bukan kami anti terhadp gerakan mereka. Namun yang kita sesalkan cuma proses etika itu tadi. Harusnya kan terlebih dahulu kita dilibatkan secara mendalam," ungkap Amin.(ray/tribun-medan.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini