Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Benar penilaian Liberty Sitinjak sejak awal terhadap Freddy Budiman. Bandar narkoba yang sudah berkalang tanah di pemakaman umum Mbah Ratu itu bak selebriti.
Tulisan di bawah ini sambungan 'Cerita Tercecer Soal Sel Khusus Freddy Budiman di Lapas Batu', tapi belum banyak orang yang mengetahui fragmen kehidupannya yang lain.
Sempat gentar ketika Sitinjak mendapat tekanan setelah membuatkan sel khusus untuk Freddy hanya dalam dua hari. Sel ini mengisolasi Freddy dari narapidana lain di Lapas Batu, satu dari tujuh lapas yang ada di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Siapa sebenarnya Sitinjak, seperti yang dibeberkan Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Haris Azhar lewat tulisannya yang tersebar menyikapi eksekusi mati terhadap Freddy? Sitinjak merupakan koordinator dari tujuh kepala lapas di Nusakambangan.
Meski sudah memasang kamera pengawas (CCTV) di depan sel isolasi dan di dalam sel Freddy, tak sedikit para sipir berusaha 'menghamba' kepadanya. Sitinjak pernah terlibat perang urat syaraf dengan Freddy.
Dalam sebuah pertemuan, Freddy mengancam Sitinjak. Cara Freddy menekan tak vulgar, halus tapi mengganggu keberanian Sitinjak.
“Bapak (Sitinjak, red), kalau mengisolasi saya seperti ini nanti bisa dibenci orang banyak lho. Apalagi bapak mobilitasnya tinggi, apa bapak tidak takut?” ancam Freddy seperti ditirukan Sitinjak saat itu.
Ancaman Freddy bukan isapan jempol. Ia berusaha makar, membangun sekutu dengan narapidana kasus terorisme untuk menciptakan amuk di Lapas Batu. Untung Sitinjak mampu mendeteksi dini perlawanan diam Freddy.
“Itu terungkap setelah saya menemukan ada isi sms seorang napi memakai tulisan Arab. Isi sms tersebut intinya untuk melawan saya dan bahkan pernah mengancam akan membakar lapas,” kata Sitinjak kepada Tribunnews.com lewat sambungan telepon, Jumat (29/7/2016).
“Saya sadar sebagai kepala lapas yang di dalamnya ada Freddy pasti akan mendapatkan tekanan. Makanya saya pasang siasat supaya saya selamat,” ujar pria yang kini menjadi Kepala Divisi Pemasyarakatan NTT tersebut.
Sitinjak termakan ancaman Freddy. Sejak itu ia memutuskan meminta ditemani tiga orang pengawal. Tak jarang Sitinjak harus berkeliling kota Cilacap ketika keluar dari Pulau Nusakambangan untuk menghindari jika ada orang yang membuntutinya.
Tak sekali dua Sitinjak memakai wig berbeda bila sedang berada di luar Pulau Nusakambangan.
“Tujuannya supaya saya tidak dikenali oleh orang yang mengincar atau akan membunuh saya,” cerita Sitinjak yang saat itu mengaku mempunyai sejumlah wig dengan model beragam.