Laporan Wartawan Tribun Medan, Joseph Ginting
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ratusan warga Desa Lingga menyerbu Polres Tanah Karo usai penangkapan lima warga Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Jumat (29/7/2016) sekitar pukul 20.20 WIB.
Akibatnya, dua warga Desa Lingga tewas diduga terkena muntahan peluru petugas kepolisian.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, peristiwa berdarah tersebut terjadi pasca Polres Karo menangkap lima warga yakni Eddi Sitepu, James Sinulingga, Nahason Sinuraya, Modal Sinulingga dan Suagiarto Meliala.
Kelimanya ditangkap karena diduga membakar beko milik pengembang.
Tidak diterima warga desanya ditangkap, sekitar 200 warga Desa Lingga pun mendatangi kantor polisi dan mempersenjatai diri menggunakan batu dan melenpari polres.
Diserang dengan membabi buta, petugas kepolisian pun menyambut massa dengan tembakan gas air mata.
"Namun setelah massa bubar diketahui ada yang meninggal dunia umur berkisar 40 tahun dan sedang diidentifikasi," kata mantan Kapolres Binjai ini.
Menurutnya, konflik antara warga dan polisi berawal dari penolakan warga terhadap pemerintah yang sedang melaksanakan pembangunan relokasi tahap II di Desa Lingga.
Warga yang tidak senang lahannya dijadikan lokasi relokasi melakukan pengerusakan dan pembakaran escavator merek Hitachi.
"Mereka juga membakar pos penjagaan yang dibangun untuk mengantisipasi bentrok antara pengembang, masyarakat pengungsi Desa Gurukinayan, Desa Berastepu kontra masyarakat Desa Lingga yang dilakukan oleh masyarakat desa Lingga," katanya.
Menurut warga Karo, saat ini kondisi mencekam di sekitar Polres Tanah Karo. Personel kepolisan terpaksa memadamkan listrik untuk mengawasi warga masih berada di sekitar lokasi. (wes/tribun-medan.com)