News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lembaran Rupiah Milik Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Tercerai-berai saat Disimpan di Rumah

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menunjukkan lembaran rupiah yang rusak karena tikus maupun rayap di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Rabu (27/7/2016). Warga di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia ini lebih memilih menyimpan uang di rumah karena jarak menuju bank yang jauh.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin

TRIBUNNEWS.COM, SAMBAS - Lembaran-lembaran rupiah sudah dalam kondisi sobek dan tercerai berai, saat dibuka warga di Pasar Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Rabu (27/7/2016) lalu.

Saat itu, tengah digelar Kasa Keliling BI, dimana warga bisa menukarkan uang mereka yang lusuh maupun rusak.

Lembaran-lembaran yang sobek itu sebagian akibat digigit tikus maupun rayap. Akibat dari cara penyimpanan yang tak semestinya, seperti di bawah tempat tidur ataupun bumbungan rumah.

Bagi masyarakat di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, menyimpan uang ke bank memerlukan biaya yang tidak sedikit, bahkan bisa lebih besar dibanding uang yang akan ditabung.

Sebab saat ini, satu-satunya bank terdekat adalah BPD Kalbar yang kantornya berada di Liku, ibu kota Kecamatan Paloh.

Untuk sampai ke Liku, warga harus melalui jalan yang belum seluruhnya aspal. Setelah itu menyeberangi Sungai Sumpit menggunakan angkutan perahu kayu maupun besi. Sampai di seberang, warga harus kembali melalui jalan darat untuk sampai ke ibu kota kecamatan.

Oleh karenanya, tidak sedikit warga yang memilih menyimpan uangnya di kediaman masing-masing.

"Mungkin karena penyimpanannya tidak baik, jadi sampai seperti itu. Kita di sini juga tidak ada bank. Jadi kalau nabung harus ke ibu kota kecamatan. Jaraknya jauh. Sehingga kalau ada bank dibuka di sini bisa lebih memudahkan masyarakat," kata Sekdes Temajuk, Pandri Ota, di sela-sela Kas Keliling.

Di daerah yang tidak memiliki sinyal seluler ini, kondisi ringgit Malaysia justru lebih baik. Selain karena perputarannya yang besar, bahan uang ringgit juga lebih baik dari rupiah.

"Mungkin perlakuannya sama tapi mungkin karena bahan berbeda, ringgit lebih awet. Bahannya juga kan plastik jadi bagus," jelas Ota.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini