Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta menarik tersaji jelang Pilkada Banten 2017 mendatang di mana untuk pertama kalinya Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pisah ranjang.
Perpisahan itu secara tersirat tampak dari perbedaan kedua kubu dalam mengusung jagoannya dalam Pilkada mendatang.
Golkar bersama Partai Demokrat sudah dipastikan mengusung pasangan Wahidin Halim dan Handika Hamruzi.
Sementara PDIP mengusung petahana Rano Karno yang hingga kini belum menetapkan pasangannya.
Hal tersebut berkebalikan dengan tahun 2006 dan 2011 di mana Golkar dan PDIP mesra menikmati kemenangan di Pilkada Banten.
Tahun 2006 kedua partai tersebut mengusung pasangan Ratu Atur Chosiyah dan HM Masduki yang berhasil memperoleh kemenangan.
Hal sama terjadi lima tahun berselang saat kedua partai mengusung petahana Ratu Atut Chosiyah yang kala itu menunjuk Rano Karno sebagai wakil.
Fadli Ramadhan dari Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengatakan bahwa situasi seperti ini merupakan angin segar bagi warga Banten.
"Angin segar karena ini kondisi yang baru bagi mereka dan warga Banten memang membutuhkan alternatif pilihan untuk membuat Banten lebih sejahtera," ungkapnya, Sabtu (6/8/2016).
Sementara Deputi Nasional Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR), Sunanto menjelaskan bahwa kondisi tersebut akan membuat Pilkada Banten 2017 berlangsung seru karena koalisi Golkar dan Partai Demokrat bisa menyusahkan PDIP.
"PDIP harus segera berkoalisi dengan partai lain. Kalau tidak kesempatan yang dilewatkan PDIP akan diambil lawannya," ujarnya.