Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Puji Asmoro
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Nama Liberty Sitinjak, mantan Kalapas Batu, Nusakambangan, menjadi buah bibir. Sitinjak dikaitkan dengan almarhum Freddy Budiman, gembong narkoba.
Sitinjak yang kini menjabat sebagai Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum Nusa Tenggara Timur itu mendatangi kantor Badan Narkotika Nasional di Jakarta Timur, Senin (8/8/2016).
Sitinjak diminta memberikan keterangan seputar testimoni Koordinator KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Haris Azhar tentang Freddy Budiman pascaeksekusi mati.
Dalam testimoni yang kemudian menjadi viral di dunia maya, Sitinjak sempat mendapat tekanan dari oknum petugas BNN untuk mencopot kamera pengawas yang menghadap di depan sel dan dalam sel isolasi Freddy di Lapas Batu.
Seperti apa sebenarnya langkah Sitinjak menjinakkan kekuatan Freddy di Nusakambangan? Tribun sempat meliput beragam hal tentang Nusakambangan, satu di antaranya kamera pengawas sel isolasi Freddy.
Dalam perbincangan dengan Tribun beberapa waktu lalu, dari ruang kerjanya di Lapas Batu, Sitinjak menunjukkan layar monitor yang memantau aktivitas Freddy di dalam sel isolasi. Kapan pun Sitinjak bisa memantau Freddy.
Selain kamera pengawas, Sitinjak menugaskan petugas Lapas untuk menjaga sel isolasi tersebut. Ia sempat menunjukkan kepada Tribun kamera yang mengawasi Freddy secara real time.
Lewat handy talky, Sitinjak memerintahkan anak buahnya yang berjaga di depan sel isolasi untuk menyampaikan kepada Freddy agar menyapa lewat kamera. "Suruh dia (Freddy, red) melambaikan tangan ke kamera," perintah Sitinjak.
Tak lama Freddy tampak melambaikan tangannya ke kamera pengintai "menyapa" Tribun dan Sitinjak.
Ia menempatkan Freddy di ruang isolasi dengan pengawasan ekstra ketat karena tak menginginkan gembong narkoba itu "bertingkah".
Sitinjak mengakui Freddy pernah menawarinya uang dengan jumlah fantastis. Syaratnya, Freddy mendapat kebebasan membawa alat komunikasi ke dalam Lapas.
Selain memberi pengawasan ketat, Sitinjak juga "menutup" rapat pintu ruang kerjanya bagi warga binaan. Ia akan mengusir warga binaan jika mereka masuk ke ruang kerjanya.
"Saya tidak ingin warga binaan masuk ruang kerja saya. Karena bisa timbul kecurigaan. Semuanya harus terbuka," tegas dia.