Laporan Wartawan Surya, M Taufik
SURYA.CO.ID, GRESIK - Suami istri Dianto (32) dan Sri Wahyuni (33) tinggal di Jalan Darmo Soegono, Kelurahan Indro, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur.
Meski sudah lama menetap di Gresik, mereka adalah pendatang. Dianto berasal dari Tulungagung, sedangkan istrinya berasal dari Lampung. Sehari-hari, mereka mengais rezeki dari berjualan es jus di kawasan Bunderan Gresik Kota Baru.
“Belakangan ini menganggur karena ada penertiban atau penggusuran di kawasan yang biasa mereka pakai jualan,” ujar Wiwid, kerabat Dianto saat berada di RSUD Ibnu Sina Gresik, Rabu (10/8/2016).
Warga Kelurahan Indro melihat Dianto dan Sri Wahyuni orang baik. Keluarganya terbilang sederhana dan selama ini juga mereka tidak pernah neko-neko.
“Di kampung, dia orangnya baik. Semwarung dengan semua warga,” imbuh dia.
Dianto-Sri Wahyuni sudah memiliki anak pertama dan duduk di kelas 5 sekolah dasar. Keluarga kembali mendapat cobaan besar ketika anak kedua mereka lahir memiliki dua kepala meski tubuhnya hanya satu. Dianto hanya bisa pasrah dengan kondisi ini.
“Sama sekali tidak pernah mengira akan seperti ini. Selama kehamilan, semua berjalan dengan lancar. Tidak ada masalah apa-apa,” ujar Dianto di sela menjaga istrinya di RS Ibnu Sina Gresik.
Saat hamil, istrinya itu rutin memeriksakan kandungan. Dia masih ingat sang istri memeriksakan kehamilan setiap Sabtu. Ia mengakui kehamilan istrinya tidak pernah di-USG.
“Bukan karena biaya, tapi kami memang sengaja tidak USG karena ingin surprise. Agar ada kejutan, apakah bayi kami laki-laki atau perempuan. Tapi sama sekali, kami tidak pernah berpikir sampai seperti ini (bayi bekepala dua),” jawab pria berambut panjang itu.