Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil, telah menegur Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kota Bandung terkait program dakwah on the bus.
Menurut Kamil, Bagian Kesra Kota Bandung yang telah mengumumkan dakwah on the bus kepada awak media telah menyalahi aturan. Karena menurut Kamil, ia beleum mendengar presentasi soal program itu.
"Saya sudah tegur Kabag Kesranya. Kenapa sebuah program disampaikan pertama bukan oleh pimpinan kota dan bagian, melainkan oleh staf? Itu prosedur yang salah dan keliru. Bahkan sudah menyebut tanggal, padahal belum presentasi ke wali kota. Akhirnya saya yang dibully," kata pria yang akrab disapa Emil saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/8/2016).
Emil ingin mempertanyakan terlebih dahulu, apakah agama lain sudah diajak mendiskusikan pukul berapa program dilakukan dan apa materinya. Ia merasa Bag Kesra telah mendahuluinya.
Ia menjelaskan, program dakwah on the bus bukan inisiatif Pemkot Bandung, melainkan kelompok warga Kota Bandung yang menyukai ceramah dan telah menjalani kegiatan tersebut selama lebih dari dua tahun.
"Saya sih melihatnya positif, sebab dari hasil penelitian warga merasa senang. Daripada para penumpang mesti melamun dan main handphone saat mobil ngetem, lebih baik mendengarkan ceramah," ucap Emil.
Terkait materi ceramah, Emil menyebut hanya berkaitan dengan prilaku dan hubungan antarmanusia, bukan masalah ritual atau lainnya. Sehingga, Pemkot Bandung hanya bertugas mengatur dan memfasilitasi.
"Apakah agama lain juga harus ikut mengisi ceramah? Tentu boleh, masa agama Islam saja, namun hal itu sedang diproses. Jadi, Pemkot hanya ingin memastikan kegiatan ini berjalan sesuai aturan. Sehingga, tidak ada yang terdiskriminasi atau merasa tidak nyaman," jelas dia.