Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Anggota Komisi II DPR RI, Arteria Dahlan menyesalkan Pemerintah Kota Medan abai dan terkesan tidak peduli dengan penganiayaan yang dialami masyarakat Sari Rejo, Medan Polonia, Sumatera Utara.
Dahlan mengatakan, personel TNI AU jangan coba andalkan kekuatan kepada masyarakat Sari Rejo Medan Polonia, karena TNI hebat juga karena uang rakyat.
"Kalian (TNI AU) punya sepatu, seragam dan peluru dibeli dari uang rakyat. Apa yang kalian banggakan ? Kami ingatkan harus ada atensi serius. Kalau tanah bukan objek sengketa buktikan dong. Lucu Wali Kota Medan kok enggak pernah hadir ketika masyarakat terluka dan diserang personel TNI AU," katanya saat menghadiri upacara Kemerdekaan, dihadapan masyarakat Sari Rejo, Medan Polonia, Rabu (17/8/2016).
Masalah sengketa tanah di Sari Rejo, kata dia, sedang menjadi pembahasan serius di DPR. Oleh karena itu, tidak dibenarkan adanya pembangunan dan kericuhan berlatar belakang sengketa tanah.
"Kami akan panggil komandan Lanud di sini. Apabila kejadian sesuai fakta, Dan Lanud harus dicopot dari jabatan. Kami ke sini agar dapat memastikan negara hadir di tangan rakyat. Komisi II DPR tidak main-main dengan kasus kekerasan ini," ujarnya.
Ia menyampaikan, selepas upacara akan berbincang-bincang dengan Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto untuk meminta agar ada pengungkapan kasus kekerasan.
"Nanti kami ketemu Pak Kapolres. Memang Polri adalah polisi pejuang bisa memilah-milah. Pak Wali Kota Medan Dzulmi Eldin akan kami panggil agar hadir dan melihat penderitaan rakyat," katanya.
Dia merasa terkejut ketika melihat rekaman kekerasan personel TNI AU lewat media sosial. Bahkan, ia tidak percaya kekerasan itu berlangsung di rumah ibadah.
"Awalnya saya pikir kejadian ini tidak berada di Indonesia. Kejadian ini merupakan tragedi hukum dan kebangsaan. Bagaimana alat kelengkapan negara beringas kepada rakyatnya. Salam merdeka, untuk mengingatkan bahwa kita belum merdeka," ujarnya
Seluruh rakyat Sari Rejo, lanjutnya, belum merdeka dari kecemasan. Apalagi, adanya permasalahan di Sari Rejo tapi pejabat di Jakarta yang duluan datang.
"Ada masalah di Sari Rejo kok ngaduhnya di Jakarta. Ada apa di Sumut, dan Kota Medan ? Ini bisa diselesaikan kalau ada hati nurani," ungkapnya.(tio)