TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Teknologi penghematan bahan bakar minyak (BBM) menjadi solusi bagi penguraNgan polusi.
Hal ini juga bisa diterapkan pada perahu nelayan kebanyakan menggunakan BBM untuk menggerakan motor.
Alumnus Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Muchammad Arif Amril (23) berinovasi dengan membuat perahu tenaga surya dengan penggerak motor direct current (DC).
“Indonesia terletak di daerah khatulistiwa, energi matahari merupakan sumber pengganti minyak yang ramah lingkungan,” jelas pria yang baru di Wisuda Sabtu (4/9/2016).
Arif membuat prototipe berbahan fiber yang dapat dioperasikan siang dan malam. Pada bagian atas perahu dipasang panel tenaga surya (solar cell) untuk menyerap sinar matahari.
Sinar diterima bush converter atau penstabil tegangan untuk selanjutnya masuk ke motor penggerak.
“Kalau siang sepenuhnya pakai tenaga matahari. Malamnya bisa pakai baterai,” ujarnya.
Saat malam hari, energi matahari dapat disimpan ke baterai NI-CD (Nickel-Cadmium) dengan kekuatan 4 ampere hours (AH).
Dalam keadaan penuh, kapasitas baterai mencukupi digunakan selama 8,5 jam. Sedangkan dalam seharu hanya menghabiskan 1,6 ampere
Karena masih prototype, maka perahu ini masih digerakan dengan remot kontrol. Perahu hanya dapat dikendalikan dari jarak sekitar 12 meter. Namun, bila dipindah ke perahu sesungguhnya, tinggal diatur ulang di bagian kemudi.
“Memang tidak mudah, tapi bisa diaplikasikan ke perahu sesungguhnya (kendali jarak jauh),” tutur pria asal Sidoarjo ini kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Alumni SMK Senopati, Sedati, Sidoarjo, ini mengungkapkan ia membutuhkan waktu selama 6 bulan untuk penelitian sampai membuat perahu prototipe. Dengan menggunakan panel surya berkekuatan 5 watt power (WP).
“Habis biaya sampai Rp 4 juta. Yang paling mahal itu panel suryanya. Satu paket seharga Rp 500 ribu. Tapi yang dibutuhkan hanya panel surya saja,” jelasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Sayangnya, saat merakit perahu bertenaga surya pada pengaturan tegangan yang masuk dari panel surya ke motor DC.
“Tegangan sering drop. Jadi saya pakai rangkaian penguat seperti resistor, dioada, dan lainnya,” ujarnya.