Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Kasrin, tukang becak yang biasa mangkal di depan Masjid Jami' Lasem ramai menjadi perbincangan usai mengaku berhaji meski namanya tak tercantum dalam daftar calon haji di Kantor Kementrian Agama setempat.
Matahari sudah condong ke barat saat Tribun Jateng mendatangi rumah pria berusia 59 tahun itu di Dukuh Gembul, Desa Sumberejo, Pamotan, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (13/9/2016).
Sampai di teras rumah Kasrin yang sederhana, perempuan berkaus kuning, berkerudung merah, menyambut ramah Tribun Jateng.
"Monggo mlebet, pinarak (silakan masuk, duduk, red)," ucap Istiqomah (32), anak bungsu pasangan Kasrin dan Jumiati (54).
Rumah Kasrin berbentuk joglo hanya berdinding kayu, sebagian telah berlubang di sana-sini. Lantainya masih plester semen, tak lagi mulus. Terdapat tandon air berwarna biru berukuran cukup besar di halaman.
Usai duduk sejenak, Istiqomah mulai bercerita perihal ayahnya yang berangkat haji secara misterius. Bermula sekitar delapan bulan lalu sang ayah tiba-tiba menunjukkan sebuah copy surat tulisan tangan.
Surat tersebut menerangkan Kasrin telah didaftarkan berangkat haji oleh seseorang bernama Indi, beralamat di Desa Ngemplak, Lasem. Kepada keluarga, Kasrin mengatakan Indi adalah pelanggan setianya selama ia menarik becak sejak 21 tahun terakhir.
"Diterangkan, bahwa bapak sudah didaftarkan haji pada 2007 lalu, dan akan berangkat pada tahun 2016," terang Istiqomah.
Saat ditanya soal paspor, visa dan kelengkapan lainnya, kala itu Kasrin bilang semuanya telah diurus oleh Indi. "Bapak hanya bilang, kabeh wes ono seng ngurus (Semua sudah ada yang mengurus, red)," ucapnya.
Lantaran penasaran, Siti Rokhanah (36), anak sulung Kasrin, sekitar dua bulan lalu mendatangi Kantor Kemenag Rembang untuk mencari tahu apakah bapaknya terdaftar sebagai calon jemaah haji. Hasilnya, kata Siti, nama ayahnya tak termasuk 791 calon jemaah haji yang akan berangkat.
Usai dari Kantor Kemenag, Siti menanyakan perihal keberangkatan ke tanah suci kepada Kasrin.
"Saat saya tanya begitu, bapak hanya ngendikan (bilang, red) mbok ikhlasne bapak budal ora mbok ikhlasne ya tetep budal (Kalian ikhlaskan bapak berangkat tak kalian ikhlaskan bapak juga tetap berangkat, red)," tuturnya.
Mendengar jawaban Kasrin, Siti dan saudara lainnya meminta ayahnya mempertemukan Indi dengan pihak keluarga. Permintaan itu ditolak Kasrin.