Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Hari Nugroho mengatakan, pembunuhan Apriyadi berawal dari permasalahan antara korban dengan tersangka Fery.
Menurut Hari, Apriyadi berencana menganiaya Fery.
Apriyadi menentukan harinya dan diputuskan Jumat (23/9/2016) malam dengan mengajak korban nonkrong di Lapangan Merah, Enggal.
Sembari menunggu rekan-rekannya datang, Apriyadi dan Fery minum minuman keras.
Teman-teman korban belum juga datang, Fery sudah pamit ingin pulang.
Hari mengatakan, Apriyadi menahan Fery untuk tidak pulang sampai datang teman-temannya.
“Ternyata terjadi keributan antara korban dan tersangka,” ujar Hari, Senin (26/9/2016).
Hari menuturkan, Fery melihat Apriyadi mencabut sesuatu dari pinggangnya.
Fery lalu berlari ke arah pedagang nasi goreng meminjam pisau dan kembali menghampiri Apriyadi dan menikam dada kirinya dengan pisau tersebut.
Melihat korban terkapar berlumuran darah, Fery melarikan diri meninggalkan korban.
Hari mengatakan, korban ditolong warga sekitar dengan membawanya ke Rumah Sakit Bumi Waras.
Sampai di rumah sakit, Apriyadi mengembuskan nafas terakhir.