Laporan wartawan Tribun Bali, I Dewa Made Satya Parama
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Byur! Suara air dari sumur terdengar jelas oleh Ayu Aniari (30) yang sedang berada di dapur.
Ayu bergegas melihat ke sumur. Betapa kagetnya ia saat melihat suaminya, Putu Budiarsa, ada di dalamnya.
Tanpa berpikir panjang, Ayu langsung terjun ke sumur menolong suaminya.
Setelah sampai di dasar sumur, Ayu langsung melakukan evakuasi.
“Dia (Ayu) mencoba menolong suaminya dengan cara mengangkat kepala Budi agar bisa bernafas karena posisi kepalanya berada di dasar sumur,” ucap tetangga korban yang turut membantu evakuasi, Yansen di tempat kejadian, Minggu (16/10/2016) siang.
Suara teriakan Ayu juga membuat warga sekitar mengetahui hal tersebut.
Belasan orang ikut membantu evakuasi suami istri yang berada di dalam sumur.
Dengan menggunakan tali jemuran berwarna hijau.
Seorang warga yang ikut membantu evakuasi, Putu Darmayasa juga ikut terjun ke sumur untuk mengikatkan tubuh korban dengan sebuah handuk lalu diikatkannya pada tali jemuran.
Dengan kekuatan belasan pria dewasa, mereka menarik tubuh korban, akhirnya tubuh korban berhasil diangkat dan dikeluarkan warga.
Namun sayang setelah diperiksa, nadi Budi sudah tak berdenyut lagi.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya di dalam sumur rumahnya di Jalan Pulau Ambon, Gang Marmut, Denpasar, Minggu (16/10/2016) sekitar pukul 11.00 Wita meskipun sempat dilarikan ke IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
“Saat di dalam sumur nadinya sudah tidak berdenyut, kemudian kami membawa korban ke RSUP Sanglah,” sambung Gung Eka yang juga sempat menolong korban.
Selain itu, mulut korban mengeluarkan buih putih.
Proses evakuasi korban diperkirakan memakan waktu kurang lebih setengah jam.
Adik korban, Candra Dewi (46) mengatakan kakaknya sudah menderita epilepsi sejak lahir.
Pasangan Budi dan Ayu sudah dikarunia dua orang anak.
Kejadian ini diduga korban epilepsinya kambuh saat menimba air di sumur sedalam 4 meter dengan kedalaman air 1 meter pada Minggu pukul 11.00 wita.
Kematian Budiarsa ini membuat istrinya, Ayu, histeris di RSUP Sanglah. Ia tampak belum menerima musibah tersebut. (*)