Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Muhammad Santri Aji, korban pembunuhan, diketahui menghilang dari rumahnya sejak Rabu (19/10/2016).
Orang terakhir yang melihat Aji adalah bibinya Susi.
Susi menceritakan, Aji tinggal bersamanya di Jalan Purnawirawan, Gang Swadaya 5, Kelurahan Gunung Terang.
Setiap paginya, kata Susi, Aji membantunya dan suaminya Epi berbelanja bahan dagangan nasi uduk di pasar.
Pada Rabu pagi tersebut, Aji masih sempat berbelanja ke pasar. Setelah itu, Aji pamit ingin main ke rumah orangtuanya di Jalan Delima, Kelurahan Sukajawa, Tanjungkarang Barat.
Menurut Susi, Aji sempat terlihat di kampung orangtuanya nongkrong bersama teman-temannya. Sore harinya, Aji tidak kembali ke rumah Susi.
"Seharusnya Aji pulang ke rumah saya untuk menjemput anak saya sekolah," kata Susi, Kamis (20/10/2016) malam.
Karena Aji tidak pulang ke rumah, Susi berinisiatif menelepon nomor telepon seluler miliknya yang dibawa Aji.
"Saya teleponin dia (Aji) dari sore sampai jam 8 malam. Nomornya aktif tapi tidak diangkat," jelas Susi.
Nomor telepon tersebut sudah tidak aktif ketika pukul 21.00 WIB. Yang membuat heran Susi, adalah aktifnya nomor telepon tersebut.
Susi mengatakan, telepon seluler Aji digadaikan sehingga Aji hanya membawa kartu SIM miliknya.
"Anehnya pada hari Rabu sore sampai malam, nomor telepon itu aktif. Padahal Aji kan tidak punya telepon seluler. Jadi telepon seluler siapa yang dimasukkan kartu SIM saya yang dipegang Aji," kata Susi Heran.
Sejak saat itu, pihak keluarga kehilangan kontak dengan Aji. Epi, paman korban mengatakan, pihak keluarga baru mengetahui Aji meninggal dunia saat dihubungi pihak kepolisian Kamis (20/10/2016) siang.
Aji ditemukan tewas dengan 10 luka tusukan di Jalan Batu Gajah, Kelurahan Kupang Teba, Telukbetung Utara, Kamis pagi.