TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polisi tidak mau kecolongan saat mengamankan aksi ribuan buruh di Surabaya, Selasa (1/11/2016). Korps baju cokelat itu menurunkan kekuatan sebanyak 2.000 personel.
Polisi sebanyak itu berasal dari Polrestabes dan Polsek jajaran se-Surabaya.
Mereka akan disebar di berapa titik yang jadi sasaran aksi dan titik kumpul dari berbagai asosiasi buruh di Jawa Timur.
"Fokus pengamanan terbesar di depan gedung Grahadi, karena massa akan berkumpul menggelar unjuk rasa di Grahadi," sebut Kompol Lily Djafar, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Senin (31/10/2016).
Rencana aksi buruh besar-besaran di Surabaya yang diterima Polrestabes, dilakukan berbagai asosiasi buruh. Seperti DPC KEP MBU - KSPI dan FSPMI.
Kemudian buruh yang tergabung di GASTUM (Gerakan Aksi Tolak Upah Murah).
Para buruh akan menyerbu gedung Negara Grahadi di Jl Gubernur Suryo Surabaya. Ribuan massa akan berangkat dari berapa titik pintu masuk Surabaya.
Seperti bundaran Waru Sidoarjo, Karangpilang, depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Margomulyo dan lokasi lainnya.
Lily Djafar menuturkan, polisi bakal mengawal para buruh yang hendak menuju Grahadi.
"Tolong masyarakat yang tidak ikut demo, hindari titik-titik kumpul dan jalan yang dilewati buruh menuju Grahadi. Karena dipastikan macet," saran Lily.
Soal penututupan Jl Gubernur Suryo, kata Lily, polisi lalu lintas sudah menyiapkan pola pengaturan. Jika gedung Grahadi dipenuhi massa buruh, maka bisa saja jalan ditutup.
"Mobil dan motor yang hendak ke Jl Gubernur Suryo nanti diarahkan ke jalan lain," terang mantan Humaa Polres Tanjung Perak Surabaya ini.
Dalam mengamankan demo buruh, polisi juga bakal menurunkan peralatan pendukung. Seperti pagar kawat berduri, mobil water Canon dan unit K-9. Fat