Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Pengusaha di Kota Batam kebakaran jenggot. Mereka menggerutu menyikapi tingginya tarif UWTO (uang wajib tahunan otorita) Kota Batam.
Hampir kebanyakan pengusaha menolak tarif tinggi UWTO. Mereka menilai tingginya tarif bakal menghambat dunia investasi dan bisnis di kota Batam.
Hampir setiap rumah toko di kawasan Nagoya, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (31/10/2016), terpampang spanduk tolak UWTO. Para pengusaha protes karena tarif UWTO yang ditetapkan BP Batam tak masuk akal. TRIBUN BATAM/EKO SETIAWAN
Pantauan Tribun Batam, tiap-tiap rumah toko di Nagoya memasang spanduk penolakan UWTO di depan ruko mereka masing-masing sejak Minggu (29/10/2016) sore.
Seorang pengusaha tas di Nagoya, mengatakan mereka sepakat memasang spanduk tersebut. "Ini bentuk kekecewaan kami. UWTO terlalu mahal di Batam. Bisnis kami semakin sulit," ujar dia tanpa menyebutkan nama.
Ia berharap penolakan ini membuat BP Batam berubah pikiran. Hampir semua pengusaha teriak menyikapi tingginya tarif UWTO.
"Di Nagoya ini ramainya pada Sabtu dan Minggu saja. Itu pun yang ramaikan oleh orang Singapura. Saya berharap pihak BP Bisa memahami kami," ia berharap.