Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Banyak pelaku kejahatan yang berasal dari luar Jawa Tengah beraksi di Jawa Tengah.
Kriminolog Undip, Budi Wisaksono, mengatakan kepada Tribun Jateng beberapa waktu lalu bahwa Jawa Tengah merupakan "lahan basah" bagi pelaku kejahatan khususnya perampokan yang berasal dari luar Jateng.
Bahkan beberapa pelaku yang berhasil ditangkap selalu membekali diri dengan senjata api rakitan.
Melihat fenomena tersebut, Kasubdit III Jatanras (kejahatan kekerasan) Ditreskrimum Polda Jateng, AKBP Nanang Haryono punya strategi menghadapi keganasan penjahat penjahat tersebut.
Total 80 orang lebih personel Jatanras Polda Jateng diberi pelatihan khusus mulai dari bela diri hingga latihan menembak.
"Bela diri rutin dan latihan menembak. Itu menu wajib bagi anggota Jatanras," ujar Nanang kepada Tribun Jateng, Jumat (4/11/2016).
Alumni Akpol tahun 2000 itu bahkan harus menyediakan sendiri rompi anti peluru bagi anggotanya yang bertugas mengejar penjahat sadis.
"Saya belikan sendiri rompi anti peluru, karena selama ini pelaku kejahatan yang beraksi di Jawa Tengah sadis. Selalu bawa senjata api. Memburu penjahat itu taruhannya nyawa," kata kedua dari enam bersaudara itu.
Menurut Nanang, ada beberapa kasus di Jawa Tengah yang betul betul menguras tenaga dan pikiran.
Tidak jarang pria kelahiran Bojonegoro Jawa Timur ini tak pulang selama satu bulan penuh.
"Kalau yang menguras pikiran dan tenaga adalah kasus pengrusakan gereja di Klaten dan teror penembakan di Magelang," kata penerima tanda jasa Satya Lencana Ksatria Bhayangkara.
Tidak hanya itu, penangkapan mantan anggota TNI dari Jawa Barat yang melakukan perampokan di beberapa wilayah di Jateng juga menjadi tantangan tersendiri.
"Waktu itu di Cilacap, kami sudah mengepung rumah kekasih mantan anggota TNI itu dan berdasarkan informasi pelaku punya senjata api. Malam pertama pengepungan firasat saya kurang baik, jadi saya perintahkan anggota untuk mundur," katanya.
Ternyata firasat itu benar karena tersangka tidak ada di dalam rumah, baru keesokan harinya target datang ke rumah kekasihnya.
"Kalau malam pertama kami serbu, kemungkinan pelaku tidak akan tertangkap," katanya mantan Kasat Reskrim Polres Muaro Jambi ini.
Nanang pun bertekad selama menjabat sebagai Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng, tidak ada penjahat yang bebas berkeliaran di Jawa Tengah.
"Penjahat yang berani beraksi di Jateng, selama masih di bumi akan saya kejar. Kecuali sudah pindah planet," katanya.